Contact Information

Alamat: Komplek Rumah Susun Petamburan Blok 1 Lantai Dasar, Tanah Abang - Jakpus 10260

We're Available 24/ 7. Call Now.
Umur Twitter Tinggal Sedikit Lagi, Ini Salah Satu Petunjuknya
SHARE:

Technologue.id, Jakarta – Di era digital yang semuanya serba cepat ini, Twitter sebenarnya punya kans untuk menjadi lebih besar dari sekarang. Betapa tidak, media sosial tersebut begitu menjunjung tinggi sifatnya yang real-time dan tanpa batasan ruang sekaligus waktu. Apa yang terjadi di dekat Anda sekarang, asalkan diunggah di Twitter, belahan dunia lain bisa mengetahuinya. Hal ini berlaku bahkan berlaku sedetik setelah tweet Anda terunggah. Namun apa daya, platform microblogging berumur 10 tahun lebih itu kini malah meradang. Kecepatan dan kemudahan mengirim sekaligus menerima informasi seperti tak bisa dimanfaatkan Twitter dengan baik. Terbukti, hanya ada 31 juta pengguna baru Twitter dalam dua tahun terakhir. Jumlah itu jauh lebih sedikit ketimbang WhatsApp dan Messenger yang mampu mengumpulkan 500 juta user anyar sedari akhir 2014 sampai September 2016. Dengan pengguna bulanan sebanyak 313 juta, Anda bahkan tak usah jauh-jauh membandingkan Twitter dengan Facebook yang digunakan hampir 2 miliar penduduk bumi saat ini. Pertambahan user Twitter berbanding Snapchat yang umurnya lebih muda saja kalah. Kini, orang yang menggunakan Snapchat sehari-harinya ada sebanyak 87 juta. Kesulitan dalam menjaring user ini sangat berbahaya bagi Twitter. Pasalnya, tentu Anda menyadari bahwa nyawa dari media sosial adalah populasi penggunanya. Ketika pengguna sudah banyak, misal, barulah mereka bisa mendatangkan revenue atau berinovasi menghadirkan fitur-fitur menarik lain. [caption id="attachment_13299" align="alignnone" width="640"] Komparasi pertumbuhan user media sosial dalam dua tahun terakhir (source: Statista)[/caption] Alhasil, menjadi wajar ketika ramalan kalau Twitter bakal gulung tikar muncul. Tak tanggung-tanggung, medsos yang dipimpin oleh Jack Dorsey itu disebut berpeluang bernasib suram di tahun ini. Alasannya, Twitter tengah dilanda krisis identitas dengan inovasi yang kurang sukses. Pantas kalau ada pengguna yang kebingungan dalam memaksimalkan layanan Twitter. Alasan lainnya adalah monetisasi yang terlambat dan cyberbullying yang merajalela di platform tersebut. Mendekati akhir tahun 2016, Twitter pun sempat diisukan bakal dijual. Sejumlah perusahaan besar disebut sudah mengantre, contohnya Apple dan Disney. Sayang, tidak ada kesepakatan sehingga Twitter tetap berjalan independen walau kesusahan berlari.   Baca juga: Apakah Twitter Bakal Mati di Tahun 2017? Aneh, Twitter Nonaktifkan Akun CEO-nya Sendiri Ini Senjata Baru Twitter untuk Halau Tukang Bully

SHARE:

Masalah Fuel Pump, Ratusan Suzuki Jimny 3-Door Kena Recall di Indonesia

Game Ghost of Tsushima Director's Cut Akan Hadir di Platform PC