Technologue.id, Jakarta - Persatuan Dokter Umum Indonesia (PDUI) melayangkan surat terbuka untuk Presiden Joko Widodo. Surat yang disebarkan pada Jumat (10/4) tersebut diberi judul ‘Negaraku Jangan Kalah’. Dalam surat tersebut, Ketua Umum PDUI, Abraham Andi Padlan Patari, mengatakan janji para menteri memproduksi APD yang akan disalurkan ke seluruh negeri tidak benar. PDUI pun meminta Jokowi menjamin ketersediaan APD. “Lupakan perkataan menterimu bahwa ‘corona penyakit yang sembuh sendiri’. Lupakan ucapan menterimu bahwa harga APD tinggi karena ‘salahmu kok beli’. Lupakan janji menterimu bahwa pada 31 Maret 2020 ada 4,7 juta masker produksi BUMN siap disebar ke seluruh negeri yang belakangan diakui ‘belum ada BUMN produksi APD,” kata Padlan.
Baca Juga: Program Nadiem Makarim ‘Belajar di TVRI’ Disanjung Netizen
Padlan menuturkan, harga APD saat ini melambung tinggi di pasaran. Bahkan sangat sulit didapatkan. Ia meminta Presiden Jokowi mengerahkan penindakan hukum untuk dilakukan kepolisian dan TNI. “Gunakan kepalan tanganmu. Gunakan ujung telunjukmu, gunakan suara kerasmu. Perintahkan para menterimu, aparatmu, jenderal, TNI dan Polri yang ada dikendalimu. Kuasai seluruh negeri ini, atur hingga ke pelosok negeri, perintahkan seluruh rakyatmu,” ujar Padlan. Pernyataan lain yang turut dilontarkan PDUI adalah mengenai banyaknya rekan-rekan sesama dokter yang meninggal dunia karena terinfeksi virus corona. "Lihatlah jumlah sejawat kami para dokter yang meninggal dunia sudah lebih dari 30 orang. Sampai berapa lagi yang harus dijumlahkan dalam daftar kematian yang mengenaskan ini. Satu saja dari dari para dokter mati, perlu waktu bertahun-tahun untuk menjadikan pengganti," tuturnya.Baca Juga: [Viral] Video Orang Borong Sembako, Banjir Pujian Netizen
PDUI juga menyarankan Presiden Jokowi untuk melakukan tes antigen virus Corona sebanyak-banyaknya. Bagi orang yang terpapar Covid-19, mereka harus diamankan dan diperlakukan layanan kesehatan sesuai standar. PDUI berharap pemerintah saat ini tidak kalah melawan virus Corona karena alasan tidak siap.