Technologue.id, Jakarta - XL Axiata melepas sebagian besar kepemilikan di bisnis layanan data center kepada investor dan penyedia infrastruktur internet asal Singapura, Princeton Digital Group (PDG). PDG mengakuisisi sebanyak 70 persen kepemilikan saham pusat data XL. XL Axiata saat ini memiliki lima fasilitas data center berkualitas tinggi yang tersebar di seluruh Indonesia. Setelah proses akuisisi, XL Axiata dan Princeton membentuk perusahaan patungan yang diberi nama Princeton Digital Group Data Centres.
Baca Juga: Sikapi Regulasi, Cloud Provider Merapat ke Startup dan eCommerce
Perusahaan patungan itu akan mendukung eksistensi strategis PDG di Indonesia sebagai negara ekonomi digital terbesar di Asia Tenggara pada 2025. Dian Siswarini, Presiden Direktur dan CEO XL Axiata, menjelaskan pihaknya melakukan kemitraan bisnis data center dengan PDG karena potensi bisnis di Indonesia berkembang pesat. Dia menilai perpaduan antara pengalaman XL Axiata di Indonesia dengan keahlian yang dimiliki Princeton Digital Group akan menjadi kekuatan besar yang dapat menaklukan pasar di Indonesia. “Dengan pengetahuan lokal dan pengalaman kuat kami beroperasi di industri telekomunikasi Indonesia, dikombinasikan dengan keahlian dan kapabilitas yang luas dari tim PDG di bidang telekomunikasi dan teknologi global menjadikan Princeton Digital Group Data Centres menjadi mitra pilihan menarik untuk layanan hyper-scale di Indonesia dan di seluruh kawasan,” kata Dian.Baca Juga: Ini Pilihan Paket Internet Khusus Haji dari XL Axiata
Sementara itu, Rangu Salgame, Chairman dan CEO, Princeton Digital Group meyakini perusahaan patungan ini akan menjadi pemimpin pasar di Indonesia, dan menjadi salah satu operator pangkalan data terbesar di Asia Tenggara. "Rencana PDG memperluas kapasitas di pusat data yang ada serta membangun satu pusat data besar hyperscale akhir tahun ini. Dengan investasi lebih lanjut di tahun-tahun mendatang, kami melihat JV ini menjadi pemimpin pasar yang tak perlu dipersoalkan di Indonesia dan salah satu operator terbesar di Asia Tenggara," ungkapnya. Ekonomi digital Indonesia akan mendominasi Asia Tenggara pada 2025 karena nilai pasarnya naik tiga kali lipat menjadi US$ 100 miliar dari US$ 27 miliar pada 2018 (menurut data Google-Temasek). Tak ayal, penyedia layanan public cloud global seperti Alibaba Cloud, Amazon Web Services, dan Google Cloud sudah membangun perangkat jaringan (Hub) strategis di pasar. Di seluruh Asia Tenggara, nilai pasar data center diprediksi akan meningkat lebih dari dua kali lipat dalam empat tahun ke depan.