Technologue.id, Jakarta – Kejadian aneh dialami sejumlah konsultan IT Komisi Pemilihan Umum (KPU) pasca Pilkada serentak yang berlangsung 27 Juni kemarin. Muncul beberapa missed call dari nomor yang tidak dikenal. Masalahnya, missed call yang dimaksud tak hanya muncul beberapa kali, melainkan sampai ratusan kali. Adalah Harry Sufehmi, salah satu konsultan IT KPU yang mengalami hal tersebut. Ia mengaku terror bermula setelah menerima SMS yang isinya berupa kode otentifikasi yang biasa digunakan untuk masuk ke sebuah layanan.
Baca juga:
Wi-Fi Publik di Piala Dunia 2018 Rusia Menyimpan Potensi Bahaya
Kemudian, dimulai dari Kamis (28/06/2018) dini hari pukul 24.00 giliran teror missed call yang memborbardir ponsel Harry. Belakangan diketahui kalau SMS dan missed call yang diterima Harry merupakan usaha untuk meretas akun Telegram miliknya. Harry kemudian melakukan pengecekan, dan menemukan kalau usaha peretasan akun Telegram miliknya dilakukan melalui Singapura. Untuk mencegah usaha lanjutan para hacker, Harry kemudian melepaskan kartu SIM yang digunakan dari ponselnya dan mengandalkan sambungan WiFi untuk internetan.Baca juga:
Ada Celah Keamanan Lagi di CPU, Kalau Diperbaiki Malah Begini Dampaknya
Gagalnya usaha pembobolan akun Telegram Harry tak lepas dari fitur two-step verification yang telah diaktifkannya. Kalau pun verifikasi pertama berhasil dilalui yang melalui nomer ponsel terdaftar, hacker masih harus menghadapi password tambahan yang harus divalidasi via email pengguna. Informasi lainnya yang tak kalah menarik adalah Harry bukan segelintir konsultan IT KPU yang jadi incaran hacker. Nyatanya, hampir semua konsultan IT KPU menjadi korban usaha peretasan akun Telegram tersebut.Baca juga:
Tips Agar Anda Terhindar dari Kejamnya Praktik Phising Online
Sejauh ini belum diketahui tujuan sebenarnya di balik aksi usaha peretasan secara serentak terhadap akun Telegram milik konsultan IT itu.