Contact Information

Alamat: Komplek Rumah Susun Petamburan Blok 1 Lantai Dasar, Tanah Abang - Jakpus 10260

We're Available 24/ 7. Call Now.
Belajar Kasus Tokopedia, IdEA Siap Kaji Penjualan Flash Sale
SHARE:

Technologue.id, Jakarta – Kasus penyelewengan barang-barang flash sale yang dilakukan oleh oknum karyawan Tokopedia turut mendapat perhatian dari Asosiasi e-commerce Indonesia atau IdEA (Indonesian E-Commerce Association). Pihak IdEA menyayangkan peristiwa ini disaat kepercayaan konsumen terhadap industri e-commerce mulai meningkat. Tindakan cepat CEO Tokopedia, William Tanuwijaya, memecat sejumlah karyawan yang terlibat dinilai tepat untuk membuktikan keseriusan dalam menjaga integritas perusahaan. Apalagi, Tokopedia juga tak berusaha menutupi kejadian ini meski beresiko mengancam nama baik perusahaan. "Saya pribadi sangat mengapresiasi tindakan Tokopedia meski akan menjadi resiko besar buat mereka, terutama masalah pemberitaan. Pihak Tokopedia mem-blow up masalah ini karena ingin membuktikan bahwa mereka telah berani ambil sikap dengan memecat orang tersebut," kata Ignatius Untung, Ketua Umum IdEA, saat ditemui Technologue.id, di Cocowork Jakarta, Kamis (07/09/2018).

Baca juga:

CEO Tokopedia Tindak Tegas Karyawannya yang Curangi Flash Sale

Ia menilai, sistem pengawasan di Tokopedia sudah berjalan secara baik. Bila ada pembobolan, hal ini pasti dilakukan sengaja oleh oknum karyawan di sana. "Semua perusahaan mempunyai sistem pengawasan, tapi selama ada faktor human pasti bisa dijebol. Yang mengawasi sistem, yang malah menyalahgunakan jabatannya. Sistem sesempurna apa pun bisa ditembus dan dijebol itu yang harus hati-hati," ujar Untung. Ia menegaskan, peran IdEA dalam kasus ini adalah untuk meluruskan sentimen negatif yang mengarah ke salah satu startup unicorn di Indonesia tersebut. "Kami ingin meluruskan anggapan bahwa jangan pihak yang tangkap maling terus dihakimi. Tokopedia itu korban dan bukan pelaku," tandasnya.

Baca juga:

Ganti Kepengurusan, IdEA Kawal Pemerintah Putuskan Regulasi E-commerce

Seperti yang diketahui strategi penjualan flash sale bukan sesuatu hal yang baru. Flash sale kerap diadakan oleh vendor ponsel asal Tiongkok ketika merilis ponsel baru mereka. Dengan konsep flash sale, brand ingin menonjolkan bahwa smartphone baru mereka ludes dalam hitungan menit. Dengan adanya potensi kecurangan, IdEA bakal memantau sistem ini terlebih dahulu sebelum memutuskan langkah selanjutnya. "(Sistem flash sale) ini masuk ke list kita untuk kita kaji dulu sebelum menentukan arahnya kemana. Kita mau memastikan flash sale atau apa pun bentuk promo itu dilakukan tanpa merusak pasar," pungkas Untung. Ia melanjutkan, "Kalau impact-nya bagus bagi industri dan perekonomian secara global, maka tidak masalah."

Baca juga:

IdEA Dorong Percepat Kalkulasi Transaksi Jual-Beli Lewat Medsos

Salah satu metode penjualan yang kerap diandalkan oleh perusahaan e-commerce adalah memberikan potongan harga di bawah harga standar. Untung menerangkan, pemberian subsidi yang dilakukan oleh perusahaan harus dilandasi kepentingan perputaran produk agar stok tidak menumpuk. "Bila subsidi untuk menghabiskan stok di gudang, itu sah-sah saja. Tapi sengaja subsidi untuk menarik trafik itu yang mau kita kaji. Selama tidak rugi maka boleh jual. Jadi, fair untuk semua," imbuhnya.

SHARE:

Hampir 100% Konsumen E-commerce Sudah Tahu Adanya AI di Platform

Masuki Babak Grand Final, 17 Tim Akan Berebut Hadiah Rp 870 Juta di Axis Nation Cup