Contact Information

Alamat: Komplek Rumah Susun Petamburan Blok 1 Lantai Dasar, Tanah Abang - Jakpus 10260

We're Available 24/ 7. Call Now.
Berkali-kali Diserang Hacker, Apakah Pemerintah Akan Lebih Aware?
SHARE:

Technologue.id, Jakarta - Pelayanan publik di Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2 sempat lumpuh pekan lalu akibat terdampak serangan ransomware.

Alfons Tanujaya, Information Technology Security Specialist menilai Indonesia kerap menjadi sasaran empuk dari serangan siber dan kebocoran data karena para pemangku kebijakan tidak pernah belajar dari apa yang terjadi. Sepertinya bagi mereka, data pribadi masyarakat bukan amanah yang harus dijaga sebaik-baiknya.

Baca Juga:
Pengamat IT Apresiasi Pengunduran Diri Dirjen Aptika Kominfo

"Kalau pemerintah secara khusus mungkin ini merupakan tamparan keras kepada kominfo dan jajaran terkait. Tetapi terhadap institusi lain mungkin ini bisa menjadi perhatian namun saya tidak terlalu yakin kalau ini akan mengubah cara badan publik Indonesia memperlakukan data karena umumnya data ini diperlakukan sebagai berkah yang diperebutkan dan dieksploitasi bukan sebagai amanah yang harus dijaga sebaik-baiknya," ujarnya saat dihubungi redaksi Technologue.id, Kamis (11/7/2024).

Sebelum ramai kasus PDNS 2, pernah terjadi serangan siber yang dilancarkan oleh hacker bernama Bjorka pada 2022 silam. Tidak berhenti di situ aja, sering pula terjadi kebocoran data di berbagai lembaga mencerminkan rendahnya keamanan siber di Tanah Air.

Seperti diketahui, peretasan PDNS dilakukan oleh ransomware Lockbit 0.3 berimbas pada 210 server milik lembaga dan instansi baik pusat maupun daerah. Kelompok yang menamakan dirinya Brain Cipher mengklaim bertanggung jawab atas serangan ransomware terhadap PDNS 2 di Surabaya, Jawa Timur. Peretas sempat meminta uang tebusan US$8 juta atau setara Rp131 miliar ke pemerintah Indonesia. Namun, pemerintah menolaknya.

Baca Juga:
Brain Cipher Rilis Kunci Data PDNS 2, Dirjen Aptika: Berhasil Dibuka

Lewat pesan di situs dark web RansomwareLive, Brain Cipher sempat minta maaf kepada masyarakat Indonesia yang ikut terdampak peretasan ini, tetapi mengklaim bahwa tindakan mereka dilakukan untuk menunjukkan kepada pemerintah Indonesia urgensi meningkatkan keamanan siber, khususnya terkait dengan penguatan sumber daya manusia yang kompeten.

SHARE:

Pria Divonis 18 Tahun Penjara Akibat Pakai AI Bikin Konten CSAM

Ini Alasan iPhone 16 Dilarang Dijual di Indonesia