Contact Information

Alamat: Komplek Rumah Susun Petamburan Blok 1 Lantai Dasar, Tanah Abang - Jakpus 10260

We're Available 24/ 7. Call Now.
Biden Naik Tahta, Nasib Facebook Terancam
SHARE:

Technologue.id, Jakarta - Pasca pelantikan Joe Biden sebagai Presiden Amerika Serikat, sepak terjang Mark Zuckerberg beserta platform media sosialnya mulai terancam.

Pasalnya, beberapa waktu lalu Biden sempat mengutarakan ketidaksukaannya dan bahkan menyebut Zuckerberg sebagai masalah yang nyata.

"Saya tidak pernah menjadi penggemar Facebook, mungkin Anda sudah tahu. Saya tak pernah juga menjadi fans Mark Zuckerberg. Saya pikir dia adalah masalah," kata Biden dikutip dari BBC, Rabu (27/1/2021).

Baca Juga:

Nasib TikTok di Tangan Joe Biden, Aman?


Ketidaksenangan terhadap Zuckerberg juga menular ke jajaran Biden. Bill Russo selaku tim komunikasi Biden juga secara terang-terangan menyebut Facebook sebagai media sosial perusak demokrasi.

"Jika Anda pikir Facebook adalah masalah selama pemilu, tunggu sampai Anda lihat bagaimana Facebook merusak tenun demokrasi kita sesudahnya," katanya.

Zuckerberg sendiri mulai dibenci oleh pihak Biden, yang notabene adalah Partai Demokrat karena skandal kebocoran data Cambridge Analytica. Tak hanya itu, maraknya hoax yang memperkeruh pemilu Amerika Serikat juga menjadi alasan lain.

Baca Juga:

Dilantik Hari Ini, Joe Biden Trending Twitter


Hoax-hoax ini dinilai memiliki peran besar atas kemenangan Donald Trump pada pemilu 2016. Dan sekarang tidak jelas nasib Zuckerberg beserta media sosial miliknya.

Masalah terbesar yang mungkin akan dihadapi Zuckerberg adalah dibatalkannya aturan Section 203 yang melindungi perusahaan seperti Facebook digugat terkait konten yang diposting penggunanya.

Biden telah menyampaikan keinginannya untuk mencabut aturan tersebut, yang jika benar dicabut, Facebook akan kerepotan karena harus bertanggungjawab terhadap konten apapun yang dipajang penggunanya.

SHARE:

Qualcomm Luncurkan Snapdragon X Plus untuk Perkuat Lini PC

Starlink Punya Market Berbeda, XL Axiata Sebut Bukan Kompetitor