Technologue.id, Jakarta - TikTok resmi menghentikan layanannya di Amerika Serikat mulai Minggu, 19 Januari 2025. Keputusan ini diambil setelah Mahkamah Agung AS menguatkan undang-undang yang mewajibkan ByteDance, perusahaan induk TikTok, untuk menjual operasinya di AS atau menghadapi larangan.
Dalam pernyataan resminya, TikTok mengkritik pemerintahan Biden karena tidak memberikan kejelasan mengenai masa depan aplikasi tersebut di AS. Mereka menyoroti ketidakpastian politik sebagai alasan utama penutupan layanan.
Baca Juga: Waduh! Serangan Siber Bikin 26 Ekstensi Chrome Jadi “Jahat”!
Beberapa perusahaan, seperti Sony Pictures dan Duolingo, telah mengunggah konten perpisahan yang lucu di TikTok menjelang penutupan. Mereka menggunakan klip film dan lagu seperti “Good Riddance (Time of Your Life)” dari Green Day untuk mengucapkan selamat tinggal kepada para pengikut mereka.
Sementara itu, para influencer dan pengguna aktif TikTok mulai beralih ke platform alternatif seperti RedNote dan Lemon8. Aplikasi-aplikasi ini menawarkan fitur serupa dan mengalami lonjakan unduhan signifikan di AS menjelang penutupan TikTok.
Baca Juga: WhatsApp Rilis Fitur Baru, Chattingan Jadi Makin Seru!
Presiden terpilih Donald Trump belum memberikan pernyataan tegas mengenai rencananya terhadap TikTok setelah menjabat. Hal ini menambah ketidakpastian bagi perusahaan dan pengguna terkait masa depan aplikasi tersebut di AS.
Dengan penutupan ini, sekitar 170 juta pengguna TikTok di AS akan kehilangan akses ke platform tersebut. Para kreator konten dan bisnis yang bergantung pada TikTok kini harus mencari cara baru untuk menjangkau audiens mereka.