Pusat operasi keamanan (SOC) perlu siaga terhadap ancaman yang mungkin dihadapi organisasi dengan terus melakukan dokumentasi dan menguji respons seiring dengan peningkatan serangan, frekuensi, kecanggihan, dan tingkat severity (keparahan). Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menerapkan AI sebagai bagian dari pertahanan siber yang dapat bermanfaat bagi SOC di dalam organisasi meliputi:
- Deteksi dan Pencegahan Ancaman Tingkat Lanjut
Dengan memanfaatkan AI, organisasi dapat mengotomatisasi sistem deteksi dan respons terhadap pola dan perilaku yang tidak biasa, yang membantu memprediksi pelanggaran dan anomali keamanan. AI juga membantu tim keamanan menilai anomali dan mengidentifikasinya secara proaktif, yang membantu penentuan prioritas dalam merespons potensi ancaman keamanan siber. - Peningkatan Waktu Respons Insiden
AI secara signifikan meningkatkan waktu respons insiden dengan mengotomatiskan proses, merampingkan respons insiden, dan memberikan ringkasan insiden. Kemampuan LLM untuk mengonsumsi, meringkas, menganalisis, dan menghasilkan informasi yang tepat dengan cara yang terukur dan cepat akan mengubah SOC dan merevolusi cara, tempat, dan waktu untuk mengerahkan pakar keamanan. Hal ini akan mengurangi waktu respons terhadap insiden keamanan dan mengurangi dampaknya. - Mengurangi Waktu Henti Operasional
AI memungkinkan organisasi untuk mengidentifikasi potensi ancaman dan mengambil tindakan proaktif untuk mencegah waktu henti yang merugikan melalui analisis prediktif dan pemecahan masalah secara otomatis. - Menjaga Kepercayaan Publik dan Meningkatkan Reputasi Organisasi
AI memungkinkan organisasi untuk secara efektif mengkomunikasikan tindakan yang diambil dalam menanggapi potensi pelanggaran dan menjaga kepatuhan terhadap peraturan keamanan. Hal ini pada akhirnya membantu meningkatkan reputasi organisasi dan menumbuhkan kepercayaan publik.
Baca Juga:
CPU Kirin Huawei Bakal Saingi Apple M3
Palo Alto Networks secara proaktif mengintegrasikan kemampuan AI dalam melakukan deteksi anomali dan menentukan prioritas risiko ke dalam pendekatan keamanan siber untuk mengimbangi transformasi industri yang terus berkembang seraya melindungi infrastruktur dan memperkuat keamanan berbagai organisasi di seluruh dunia.
"Sekalipun sebuah perusahaan berhasil mengimplementasikan AI ke dalam sistemnya, perusahaan tersebut tetap membutuhkan konteks untuk memberikan perintah-perintah yang spesifik. Peran AI saja tidak cukup untuk memberikan solusi atas permasalahan yang dihadapi; perusahaan tetap perlu melatih sumber daya manusianya untuk menggunakan perintah khusus yang dapat membantu mengatasi masalah agar integrasi dapat berjalan dengan mulus," tutup Steven.