Technologue.id, Jakarta - Twitter, Senin (25/4), menyatakan telah setuju untuk menjual platform kepada Elon Musk. Nilainya mencapai USD44 miliar atau Rp635 triliun.
Ini akan menempatkan orang tajir sejagad ini bertanggung jawab atas salah satu jejaring sosial paling berpengaruh di dunia tersebut.
Berdasarkan ketentuan kesepakatan, pemegang saham akan menerima Rp782.892 tunai untuk setiap saham Twitter yang dimiliki. Nilai itu sesuai dengan penawaran Musk dan menandai 38% premium dari harga saham sehari sebelum Musk mengungkapkan sahamnya di perusahaan.
"Kebebasan berbicara adalah landasan dari demokrasi yang berfungsi, dan Twitter adalah alun-alun kota digital di mana hal-hal penting bagi masa depan umat manusia diperdebatkan," ungkap Musk dalam sebuah pernyataan yang dikutup CNN, Senin.
Baca juga:
Tawarkan Duit Rp589,2 Triliun, Elon Musk Ingin Kuasai Twitter
"Twitter memiliki potensi luar biasa -saya berharap dapat bekerja sama dengan perusahaan dan komunitas pengguna untuk membukanya," ucapnya lagi.
Kesepakatan itu diperkirakan akan selesai tahun ini. Itu terjadi setelah Musk mengungkapkan pekan lalu bahwa dia telah menganggarkan Rp589,2 triliun guna mengakuisisi perusahaan.
Ini menjadi sebuah titik balik jelas yang memaksa dewan Twitter agar secara serius mempertimbangkan kesepakatan itu. Dewan bertemu hari Minggu untuk mengevaluasi tawaran Musk.
"Dewan Twitter melakukan proses yang bijaksana dan komprehensif untuk menilai proposal Elon dengan fokus yang disengaja pada nilai, kepastian, dan pembiayaan," kata Ketua Dewan Independen Twitter, Bret Taylor, dalam sebuah pernyataan.
Saham Twitter naik hampir 6% setelah pengumuman kesepakatan, sekitar Rp748.803, sedikit di bawah harga penawaran. Kesepakatan itu menunggu persetujuan dari pemegang saham dan regulator.
Dalam pesan internal kepada karyawan yang diperoleh CNN, CEO Twitter Parag Agrawal, mengatakan, dia akan mengadakan pertemuan langsung dengan Taylor pada Senin sore untuk menjawab pertanyaan tentang kesepakatan itu. "Saya tahu ini adalah perubahan yang signifikan dan Anda mungkin sedang memproses apa artinya ini bagi Anda dan masa depan Twitter," katanya.