Contact Information

Alamat: Komplek Rumah Susun Petamburan Blok 1 Lantai Dasar, Tanah Abang - Jakpus 10260

We're Available 24/ 7. Call Now.
Era 5G, Mengapa Jaringan 2G Tidak Buru-Buru Dimatikan?
SHARE:

Technologue.id, Jakarta - Dengan terus berkembangnya jaringan komunikasi yang ada, Indonesia juga tak ingin kalah dengan terus mengembangkan jaringan 5G.

Tetapi untuk mengembangkan 5G tersebut tidak lah mudah, terlihat hingga saat ini masih banyak masyarakat yang masih menggunakan jaringan 2G. Salah satu alasannya, karena jaringan 4G yang juga belum merata.

Sarwoto Atmosutarno selaku Ketua Umum Masyarakat Telematika Indonesia (Mastel) mengatakan ada kemungkinan jaringan 2G ini akan dimatikan. Namun belum diketahui kapan realisasi finalnya.

Baca Juga:
Telkomsel 3G Lenyap di Jakarta, 20 Juli Giliran Depok, Bekasi, Bogor, dan Bandung

"Kalau itu tergantung dari Anda, HP kalian masih ada tidak yang pakai 2G? Kalo tak ada untuk apa disediakan, sayang frekuensinya dipake nganggur," jelasnya.

Namun Sarwoto mengaku untuk mematikan 2G tidak lah mudah. Pasalnya masih banyak masyarakat yang menggunakan jaringan tersebut. Sedangkan jika ingin dilarikan ke jaringan 4G pun, penggunaannya masih belum merata.

"Kalau mau lari ke 4G, pake frekuensi ASO atau midband atau lowband 700, HP 4G belum sampai 20%. Sedangkan kalau berharap untuk BTS 4G, itu yang lewat di situ lebih besar yang pemakai, jadi belum cocok dari operator," ungkap Sarwoto.

Baca Juga:
Perusahaan Telekomunikasi Korsel Sebut 5G Gagal Memenuhi Janjinya

Sedangkan dari pihak operator sendiri untuk mematikan 2G, sama seperti penggunaan TV analog untuk bisa pindah ke digital harus menggunakan STB. Jika ingin mematikan feature phone harus ada bantuan dari pemerintah atau opereator.

Meski diakui tidak mudah, Sarwoto optimis perihal dimatikannya jaringan 2G ini untuk dapat menuju jaringan yang lebih baik lagi. "Sesegera mungkin (2G) 2 tahun sudah habis," tutupnya.

SHARE:

Inovasi Hair Type Analysis Bertenaga AI di Bidang Produk Perawatan Rambut

Microsoft Investasi Rp27 Triliun Lebih untuk Cloud dan Talenta AI di Indonesia