Contact Information

Alamat: Komplek Rumah Susun Petamburan Blok 1 Lantai Dasar, Tanah Abang - Jakpus 10260

We're Available 24/ 7. Call Now.
Facebook Akui Kewalahan Hapus Konten Kebencian
SHARE:

Technologue.id, Jakarta - Facebook telah mendapat banyak kritik dalam beberapa minggu terakhir setelah keputusannya mengijinkan postingan kontroversial dari Presiden AS Donald Trump untuk tetap ada. Hal ini berujung pada pemutusan kerja sama iklan oleh beberapa brand besar di platform jejaring sosial tersebut.

Menyikap hal ini, Nick Clegg, VP Global Affairs and Communications Facebook, menyampaikan bahwa perusahaan mungkin tidak pernah dapat menghapus kebencian seluruhnya dari Facebook, tetapi mereka mengaku berkembang semakin baik untuk mencegah kebencian itu terjadi setiap waktu.

"Lebih dari 100 miliar pesan terkirim di dalam layanan kami setiap hari. Dengan begitu banyak konten yang diposting setiap hari, membasmi kebencian itu seperti
mencari jarum di dalam tumpukan jerami," ungkap Clegg, dalam keterangan resmi yang diterima Technologue.id, Kamis (2/7/2020).

Baca Juga:
Starbucks, Unilever, dan Coca-cola Setop Pasang Iklan di Medsos

Ia memaparkan, Ketika perusahaan menemukan postingan yang penuh kebencian di Facebook dan Instagram, mereka akan mengambil pendekatan tanpa toleransi dan menghapusnya.

Namun ketika konten itu gagal diklasifikasikan sebagai ujaran kebencian, mereka akan berada di sisi kebebasan berekspresi. Menurutnya, cara terbaik untuk melawan ujaran yang menyakitkan, memecah belah, dan menyerang adalah dengan lebih banyak bicara.

Facebook pun menginvestasikan miliaran dolar setiap tahun pada orang dan teknologi untuk menjaga platformnya agar tetap aman. Sebanyak tiga kali lipat telah ditambah jumlah orang-orang yang bekerja di area keselamatan dan keamanan hingga lebih dari 35 ribu orang.

Baca Juga:
Kompak! Twitter, Facebook, dan Instagram Hapus Video Kampanye Trump

Laporan Komisi Eropa baru-baru ini menemukan bahwa Facebook memproses 95,7% laporan ujaran kebencian dalam waktu kurang dari 24 jam, lebih cepat dari YouTube dan Twitter.

Bulan lalu, mereka melaporkan bahwa kami menemukan hampir 90% dari ujaran kebencian telah kami hapus terlebih dahulu sebelum seseorang melaporkannya, atau naik dari 24% pada dua tahun yang lalu.

"Kami mengambil tindakan terhadap 9,6 juta konten pada kuartal pertama 2020 atau naik dari 5,7 juta pada kuartal sebelumnya. 99 persen konten ISIS dan Al Qaeda yang kami hapus telah lenyap sebelum ada orang yang melaporkannya kepada kami," pungkas Clegg.

Di akhir kata, Clegg menegaskan secara jelas bahwa Facebook tidak memperoleh keuntungan dari kebencian. "Tidak ada insentif bagi kami untuk melakukan apa pun selain menghapusnya," tandasnya.

SHARE:

Biaya Rencana Pengembangan AI Meta Diprediksi Capai hingga Rp648 Triliun

Rumor Nintendo Switch 2 Memiliki Fitur Joy-Con Magnetik