Contact Information

Alamat: Komplek Rumah Susun Petamburan Blok 1 Lantai Dasar, Tanah Abang - Jakpus 10260

We're Available 24/ 7. Call Now.
Google Chrome Akan Anaktirikan Situs yang Masih "Bandel"
SHARE:

Technologue.id, Jakarta – Saat ini, sepertinya hampir semua netizen Tanah Air merasa bahwa mencari informasi, situs, atau gambar paling enak ya lewat portal Google. Tak mengherankan, dengan kategorisasi yang beragam, filter, dan pengenalan keyword yang apik, mesin pencarian Google layak difavoritkan banyak warganet. Akan tetapi, saking powerful-nya Google, bisa jadi beberapa orang bakal merasa tak nyaman. Mereka yang berpotensi merasakan hal tersebut adalah para pemilik atau pengelola situs yang masih memakai protokol HTTP.

Baca juga: 

Chrome 64 Bisa Cegah Iklan yang Membuka Tab Baru

Mengutip TheRegister.co.uk (08/02/2018), Google mulai Juli tahun ini bakal mengimplementasikan aturan yang telah mereka canangkan dari 2016 lalu. Peramban andalannya, Chrome mulai versi 68, akan menampilkan pesan "Not Secure" alias tak aman di samping omnibox – di mana nama situs yang Anda kunjungi ditampilkan (address bar) atau lokasi Anda biasa mengetikkan URL situs yang dituju atau melakukan pencarian – untuk website-website yang belum memakai koneksi HTTPS. [caption id="attachment_27733" align="alignnone" width="673"]Google Chrome Akan Anaktirikan Situs yang Masih "Bandel" Label "Not Secure" dari Chrome untuk situs yang belum memakai HTTPS (source: Google)[/caption]

Baca juga: 

Aduh, 89 Ekstensi Google Chrome Teracuni!

Aturan ini memang terlihat sepele. Namun ketika Anda memiliki website yang masih mengusung HTTP dan kebanyakan dari visitor Anda adalah pemakai Chrome, maka situs Anda bisa jadi dinilai memalukan. Ya, dengan menguasai pangsa pasar browser global hampir 60 persen, versi StatCounter, label aman dan tak aman yang akan disediakan Chrome pada penggunanya bisa jadi bumerang bagi Anda yang masih memakai situs HTTP. "Interface baru Chrome ini akan membantu pengguna memahami bahwa semua situs HTTP tidak aman dan terus mendorong web memakai pengaman HTTPS secara default," jelas perwakilan anak perusahaan Alphabet Inc. tersebut.

Baca juga: 

YouTube, Facebook, dan Instagram Larang Peredaran Video “Kekanakan” Ini

Sebelumnya, Google telah berupaya untuk mendorong semua situs memakai protokol HTTPS yang lebih aman. Misalnya, dalam hasil pencarian, web berprotokol HTTPS cenderung diprioritaskan untuk disajikan pada user. Saat ini, menurut Google, masih ada 19 dari 100 website populer di dunia yang masih memakai HTTP. 32 traffic yang ditempuh Chrome di Android dan Windows pun belum tercatat berprotokol HTTPS.

SHARE:

Daya Saing Digital Indonesia Merangkak ke Peringkat 43 Dunia

Sederet Fitur Google Gemini Live yang Kini Hadir di iPhone