Contact Information

Alamat: Komplek Rumah Susun Petamburan Blok 1 Lantai Dasar, Tanah Abang - Jakpus 10260

We're Available 24/ 7. Call Now.
Google Ingin Deteksi Penyakit Jantung Lewat Tatapan Mata
SHARE:

Technologue.id, Jakarta – Salah satu raksasa perusahaan teknologi, Google tak cuma mengembangkan teknologi yang berbasiskan internet, tetapi juga algoritma untuk berbagai masalah kesehatan. Salah satunya adalah penyakit jantung yang selama ini menjadi penyakit pembunuh nomor satu di dunia. Mengutip dari TheVerge.com (19/02/2018) mengabarkan kalau sejumlah ilmuan dari Google dan Verily baru saja menemukan cara baru untuk mengetahui penyakit jantung yang diderita sesorang dengan menggunakan sebuah machine learning dengan algoritma yang sudah dirancang secara khusus.

Baca juga:

Google Semakin Serius Garap Fitur Smart Reply

Dengan melakukan pemindaian terhadap mata, machine learning tersebut bisa menganalisa berbagai data dengan akurat, seperti umur, menghitung tekanan darah, bahkan ia juga bisa tahu apakah si penderita ini merokok atau tidak. Dengan sejumlah prediksi yang bisa ditampilkan itu, machine learning pun bisa menghitung risiko serangan jantung yang akan diderita pada kemudian hari.

Baca juga:

Demi Tarik Fanboy Apple, Google Siap Rombak Android P

Untuk melatih algoritma tersebut agar semakin cerdas, ilmuan dari Google dan Verily mensimulasikan machine learning untuk menganalisa dan mengenal 300 ribu pasang mata pasien. Dari situ, diharapkan akan terbentuk sebuah pola informasi tertentu sehingga kesimpulan yang disajikan oleh machine learning tentang risiko serangan jantung menjadi lebih akurat.

Baca juga:

Google Segera Pasang Pemblokir Iklan di Chrome

Terkait dengan proyek Google itu, seorang peneliti machine learning untuk medis asal University of Adelaide, Luke Oakden-Rayner mengatakan bahwa proyek tersebut akan menunjukkan bagaimana kecerdasan buatan (Artificial Intelligence), bisa meningkatkan metode diagnosa yang selama ini ada. "Mereka berbicara tentang data yang didapatkan dari sebuah masalah klinis, lalu melakukan banyak hal untuk mengatasinya dengan cara yang baru", kata Luke Oakden-Rayner.

SHARE:

Tren Belanja Online Masyarakat pada Ramadan-Lebaran 2024

Startup Energi Terbarukan Xurya Lolos Sertifikasi B Corp