Contact Information

Alamat: Komplek Rumah Susun Petamburan Blok 1 Lantai Dasar, Tanah Abang - Jakpus 10260

We're Available 24/ 7. Call Now.
Grab Segera Caplok Uber?
SHARE:

Technologue.id, Jakarta – Saat ini, industri transportasi online berbasis aplikasi memang dihuni oleh beragam perusahaan dan startup. Akan tetapi, sepertinya tak semua dari pemain tersebut bisa menorehkan keuntungan. Anggapan ini mencuat setelah terdengar rumor kalau Uber akan hengkang dari Asia Tenggara. Bisnis yang mereka miliki saat ini di ASEAN kabarnya akan dipindahtangankan ke Grab, platform ridesharing yang cukup berkuasa di wilayah itu.

Baca juga:

Aplikasi Uber Tiruan Sedang Incar Data-data Berharga Anda!

Dituliskan oleh CNBC.com (16/02/2018), Uber disebut menginginkan hal ini terjadi untuk mengurangi tanggungan biayanya sebelum masuk ke pasar bursa. Perusahaan yang dibesarkan oleh Travis Kalanick itu sendiri telah kehilangan 4,5 miliar USD (Rp60 triliunan) di tahun 2017. Tentunya, hal ini bukanlah catatan yang baik untuk ditawarkan pada para investor. Untuk masuk ke IPO, Uber dinilai perlu merampingkan dan memfokuskan bisnisnya ke wilayah yang paling menguntungkan. Maka dari itu, keluar dari pasar Asia Tenggara dirasa sebagai solusi terbaik, mengingat wilayah kompetisi di wilayah ini amat ketat. Selain ada Grab, jangan lupa juga kalau Uber turut berkompetisi dengan Go-Jek di salah satu pasar terbesar di Asia Tenggara: Indonesia.

Baca juga:

Uber Rancang Layanan Delivery Makanan Khusus

Secara umum, Asia tampaknya bukan daerah yang nyaman bagi Uber. Sebelumnya, mengutip Fortune.com (17/02/2018), mereka sudah menyerah di China setelah dicaplok oleh Didi Chuxing, startup ridesharing setempat, di tahun 2016. Sedangkan di India, Ola sukses mencuri 3 persen market Uber pada semester kedua 2017. Ola kini memimpin kompetisi layanan transportasi online di sana dengan pangsa pasar lebih dari 15 persen.

Baca juga:

Uber Akhirnya Jual Bisnis Gagalnya

Alasan lain yang mungkin melatarbelakangi bakal mundurnya Uber di Asia Tenggara adalah keterlibatan investor. Faktanya, Uber, Didi Chuxing, Ola, dan Grab sama-sama diinves oleh SoftBank. SoftBank kemungkinan berniat membuat masing-masing startup ridesharing yang didukungnya berkuasa. Caranya dengan membagi wilayah operasi menjadi lebih kecil, tetapi lebih fokus. Dari kondisi sekarang, Uber sepertinya kebagian wilayah Amerika Serikat, Amerika Latin, Eropa, dan Timur Tengah. Startup lain sejatinya pun dibuat demikian.

SHARE:

Uji Starship, SpaceX Pilih Turunkan Roket ke Laut Dibanding Ditangkap

Ini Alasan Departemen Kehakiman AS Tuntut Google Jual Chrome