Technologue.id, Jakarta - Perang harga paket data yang kian memanas harus diwaspadai para operator telekomunikasi. Hal ini disampaikan Ketua Masyarakat Telematika Indonesia, Kristiono.
Dalam acara "Selular Digital Telco Outlook", Rabu (16/12/2020), Kristiono menyebut persaingan ini justru akan memberikan dampak buruk. Penurunan tarif yang semakin tak terkendali ini dapat berdampak pada kualitas layanan.
Baca Juga:
Visi Multiplier Effect Terkait Industri Telko Dibutuhkan Pemerintah Daerah
"Apabila persaingan harga layanan data ini tidak segera dihentikan, maka akan ada efek buruk. Persaingan ini dapat mengakibatkan kenaikan payload layanan data," ujarnya.
Selain itu, harga paket data yang terlampau murah, menurutnya, juga akan berimbas pada arus kas perusahaan dan berpotensi menggerus EBITDA margin. Ia menyebut ini akan menghambat pembangunan infrastruktur untuk ekonomi digital.
Indonesia sendiri menurut Kristiono menjadi negara dengan tarif layanan data termurah kedua di dunia setelah India. Yang mana saat ini tarifnya hanya Rp 4,68 per megabytes.
Baca Juga:
Kominfo Fokus Pemerataan Jaringan Seluler di 2021
Hal inilah yang membuat pemerintah ikut turun tangan dengan menghadirkan floor price dan ceiling price atau batas tarif atas dan bawah. Tujuannya adalah menciptakan persaingan usaha yang sehat.
Kristiono berharap aturan baru ini dapat memperbaiki industri telekomunikasi yang tidak sehat. Harga paket data, kualitas layanan, serta kas perusahaan akan turut berubah menjadi lebih baik.