Contact Information

Alamat: Komplek Rumah Susun Petamburan Blok 1 Lantai Dasar, Tanah Abang - Jakpus 10260

We're Available 24/ 7. Call Now.
10 Miliarder Teknologi Dunia Alami Kerugian Besar di Tahun 2022
SHARE:

Technologue.id, Jakarta - Tahun 2022 menjadi tahun yang suram bagi para business man di dunia teknologi. Pasalnya, sejumlah miliarder teknologi dunia seperti Elon Musk, Mark Zuckerberg, dan Bill Gates mengalami penurunan pendapatan mencapai angka miliaran US dolar.

Hal ini merupakan dampak dari harga saham yang anjlok, fluktuasi harga kripto, hingga kesulitan periklanan digital. Akibatnya banyak perusahaan melakukan pemberhentian kerja terhadap karyawannya.

Baca Juga:
Bos Apple Tim Cook Dinobatkan Masuk Geng Miliarder

Dilansir Insider, berikut 10 miliarder dunia yang mengalami kerugian di tahun 2022.

  • Elon Musk, CEO Tesla, SpaceX, dan Twitter kehilangan $132 miliar

Saham Tesla anjlok hingga 70% pada tahun 2022 sebagai dampak kekhawatiran investor terhadap pengambilalihan Twitter oleh Elon Musk. Permintaan kendaraan listrik melemah yang mengakibatkan Elon alami kerugian mencapai $132 miliar sehingga ia pun turun peringkat menjadi orang terkaya kedua di bumi setelah Bernard Arnault, CEO LVMH.

  • Jeff Bezos, pendiri Amazon dan Blue Origin alami kerugian $85,2 miliar

Meski sudah tidak menjadi CEO Amazon sejak tahun 2021, Bezos tetap menjadi pemegang saham terbesar di perusahaan tersebut. Menjelang akhir tahun 2022, saham Amazon mengalami penurunan hingga 50% yang mengakibatkan Bezos merugi $85,2 miliar.

  • Changpeng Zao, CEO Binance ikut merugi hingga $83,3 miliar

Sejak runtuhnya FTX (pertukaran mata uang kripto) pada November 2022, banyak pelanggan Binance yang menarik uangnya hingga miliaran dari pasar kripto. Akibatnya, Binance alami penurunan jumlah aset digital dari $69,5 miliar menjadi $54,7 miliar. CEO Binance, Changpeng Zao turut mengalami kerugian hingga sebesar $83,3 miliar.

  • Mark Zuckerberg, CEO Meta kehilangan $79,9 miliar

Mark menduduki peringkat keenam sebagai orang terkaya dunia pada tahun 2021, namun ia merosot di tahun 2022 menjadi peringkat ke-25. Pasalnya, pendapatan Meta menurun akibat resesi ekonomi global dan sulitnya iklan digital sehingga ia harus kehilangan uang sejumlah $79,9 miliar. Tak hanya itu, Meta memberhentikan 11.000 karyawannya untuk memangkas pengeluaran.

  • Larry Page, salah satu pendiri Google ikut alami kerugian hingga $45,3 miliar

Turut mendirikan Google bersama Sergey Brin, Larry Page tak terhindar dari imbas menurunnya harga saham Alphabet. Sebesar 6% kekayaan Page berasal dari saham Alphabet.

Baca Juga:
Jadi Miliarder Lewat NFT Seperti Ghozali? Begini Caranya

  • Sergey Brin, kolega Larry Page ikut merugi $44 miliar

Sebagian besar kekayaan Brin berasal dari perusahaan Alphabet, induk perusahaan Google. Akibat dari sulitnya iklan digital di tahun 2022, jumlah kekayaan Brin menurun hingga $44 miliar menjadi $79,5 miliar.

  • MackKenzie Scott, mantan istri Jeff Bezos ikut kehilangan sejumlah $37,3 miliar

Bernasib sama seperti mantan suaminya, Scott terkena dampak turunnya nilai saham Amazon sehingga ia pun mengalami kerugian mencapai $37,3 miliar. Hingga akhir tahun 2022, sahamnya terhitung masih bernilai $19 miliar.

  • Bill Gates, Pendiri Microsoft kehilangan $28,6 miliar

Jumlah kekayaan bersih Bill Gates di tahun 2022 mencapai $110 miliar, namun di tahun tersebut ia juga mengalami kerugian yang cukup fantastis yaitu senilai $28,6 miliar. Hal ini dikarenakan saham Microsoft yang menurun hampir 30% dari nilainya tahun lalu akibat dari penurunan penjualan Windows.

  • Zeng Yuqun, ketua Contemporary Amperex Technology merugi $20,7 miliar

Zeng mengalokasikan 23% kekayaannya sebagai saham di Contemporary Amperex Technology, sebuah perusahaan pemasok baterai kendaraan listrik terbesar. Pada bulan April, perusahaan melaporkan bahwa terjadi penurunan pendapatan triwulan sebesar 24% yang berdampak pada kerugian Zeng sebesar $20,7 miliar.

  • Steve Ballmer, mantan CEO Microsoft kehilangan $19,4 miliar

Steve Ballmer, CEO Microsoft tahun 2000-2014 mengalami kerugian hingga $19,4 miliar. Hal ini dikarenakan saham perusahaan menurun 28% sebagai dampak dari melemahnya permintaan komputer pribadi dan penjualan Windows.

SHARE:

Timnas Esports Indonesia Siap Berlaga di Asian Esports Games 2024

Sony Bikin Konsol Portabel Baru Saingi Microsoft dan Nintendo?