Contact Information

Alamat: Komplek Rumah Susun Petamburan Blok 1 Lantai Dasar, Tanah Abang - Jakpus 10260

We're Available 24/ 7. Call Now.
Aplikasi Marketplace B2B Ula Diguyur Pendanaan Ratusan Miliar
SHARE:

Technologue.id, Jakarta - Aplikasi marketplace untuk sistem distribusi dan kredit bagi UMKM, Ula, telah mengantongi pendanaan tahap awal sebesar US$10.5M atau Rp 148 Miliar.

Investasi yang diterima startup berusia lima bulan ini berasal dari Sequoia India dan Lightspeed India. SMDV, Quona Capital, Saison Capital dan Alter Global juga turut berpartisipasi beserta beberapa Angel Investor terkemuka lainnya.

Baca Juga:
Mbiz Luncurkan Mbizmarket, Marketplace B2B Pertama di Indonesia

Ula merupakan e-commerce marketplace B2B multi-kategori yang menggabungkan teknologi, kemampuan, dan peralatan ritel modern dengan struktur biaya yang rendah dari UMKM untuk memberikan pilihan produk dan harga yang lebih terjangkau, serta modal usaha kepada pemilik UMKM untuk meningkatkan pendapatan mereka secara keseluruhan.

“UMKM pada umumnya memiliki biaya yang 8-10% lebih efisien dibandingkan toko ritel modern, karena sebagian besar dari mereka merupakan usaha bebas pajak, mempekerjakan keluarga dan kebanyakan beroperasi di rumah sendiri. Namun demikian, mereka tidak dapat bersaing karena kurangnya akses terhadap pengadaan yang baik dan modal usaha yang terbatas,” jelas Derry Sakti, Co-Founder Ula.

Ia melanjutkan, "Sebagai contoh, sebuah warung kelontong mungkin harus membeli barang dari 50 sumber yang berbeda (termasuk grosir dan distributor) setiap minggunya dan harus membeli barang dalam jumlah besar untuk mendapatkan harga yang lebih baik walaupun kebutuhannya tidak sebesar itu."

Oleh karena itu, Ula hadir dengan menjadikan pelanggan sebagai fokus utama. Tidak seperti solusi lain yang tersedia saat ini, Ula berperan penuh terhadap pengalaman berbelanja pelanggan, dengan memberikan pilihan barang yang lengkap, harga yang lebih terjangkau, pengiriman sampai ke tempat tujuan, dan juga opsi pembayaran di kemudian hari.

Hal ini bertujuan untuk membantu menyelesaikan persoalan utama dari UMKM yang seringkali terlupakan dari rantai pasok. Mereka cukup menyimpan sedikit stok tanpa perlu khawatir akan kehabisan barang dengan memesan setiap hari barang yang dibutuhkan. Ula juga menggunakan data science untuk memberikan modal usaha kepada UMKM yang memungkinkan UMKM memiliki fleksibilitas dalam pembayaran.

“70-80% pelaku usaha ritel di negara berkembang seperti Indonesia harus menghadapi kondisi rantai pasok, stok barang, dan modal usaha yang tidak efisien. Dengan semakin terbukanya UMKM Indonesia terhadap kemajuan teknologi, platform seperti Ula merupakan salah satu solusi yang mudah, terjangkau, dan juga scalable untuk memudahkan mereka dalam menjalankan usahanya,” ujar Abheek Anand, Managing Director, Sequoia Capital (India) Singapore.

Baca Juga:
Marketplace Umrah Travalal Tawarkan Sistem SaaS

Saat ini Ula memprioritaskan bisnisnya pada sektor yang paling mendasar, seperti FMCG dan sembako yang merupakan kebutuhan utama pada situasi di mana rantai pasok tradisional banyak terkendala.

Bisnis Ula telah berkembang sebesar lebih dari 10 kali lipat sejak pertama kali diluncurkan, dan pelanggan telah melakukan transaksi berulang dengan nilai transaksi 2-3 kali lebih besar dari pembelian pertama mereka. Prinsip Ula untuk selalu mengutamakan pelanggan terlihat jelas ketika pada bulan Mei 2020 tercatat adanya peningkatan jumlah toko yang melakukan transaksi di masa pandemi Covid-19.

Ula saat ini berada dalam status private beta dan sebagian besar bisnisnya beroperasi di area Jawa Timur. Dalam beberapa waktu ke depan, Ula berencana untuk melebarkan sayapnya ke seluruh Indonesia serta mengembangkan kategori produk yang ditawarkan seperti pakaian dan elektronik.

SHARE:

Google Batal Bikin Pixel Tablet 2, Hindari Persaingan dengan Apple?

Ini Respons Kemenperin soal Proposal Investasi Apple Rp1,58 Triliun