Technologue.id, Jakarta - Penerapan kecerdasan buatan atau artificial intelligent (AI) sudah tidak asing lagi di industri. Banyak perusahaan telah memanfaatkan kecerdasan buatan untuk mendorong produktifitas sekaligus efisiensi. Dengan perkembangan yang massif, AI Generatif diyakini akan mendorong transformasi pada berbagai industri global.
AI sendiri, sejatinya AI bukan barang baru. Operator telekomunikasi misalnya telah menerapkan AI dalam praktik bisnis sejak lama. AI tradisional tersebut, seperti advanced analytics, traditional machine learning, dan deep learning.
Namun kini tantangan penerapan AI adalah bagaimana agar tidak terjebak dalam teknologi semata. Pasalnya, banyak pelaku industri yang memasaksakan penerapan AI karena ikut-ikutan, tanpa melihat prospek bisnis dan ditopang oleh SDM yang mumpuni.
Baca Juga:
Selular Award 2024 Gelar Diskusi Update Perkembangan Teknologi dan Inovasi
Deputy EVP Digital Technology and Platform Business, Telkom Indonesia, Ari Kurniawan tren kapitalisasi pasar global generatif AI ini menarik tingkat modal yang signifikan di semua segmen dari US$ 44 pada tahun 2020 menjadi US$ 16.300 pada tahun 2023. Hal tersebut membuat AI kini sudah menjadi kebutuhan bagi banyak industri di dunia termasuk Indonesia.
Namun di Indonesia sendiri, penerapan AI masih tertinggal bahkan jika dibandingkan negara-negara tetangga di Asia Tenggara atau ASEAN. Indonesia berada di posisi keempat dengan overall index 61,03, di bawah Singapura (81,97), Malaysia (68,71) dan Thailand (63,03). Untuk mengejar ketertinggalan itu, Ari Kurniawan menyebut harus ada strategi nasional untuk penerapan AI di Indonesia.
"Tentu strategi ini harus ada sasarannya seperti Berinvestasi dalam penelitian dan pengembangan kecerdasan buatan, Menumbuhkan ekosistem digital untuk kecerdasan buatan, Menciptakan lingkungan kebijakan yang memungkinkan kecerdasan buatan, Membangun kapasitas sumber daya manusia dan mempersiapkan diri menghadapi pasar tenaga kerja, transformasi, hingga Kerjasama internasional untuk kecerdasan buatan yang dapat dipercaya," ujar Ari, dalam diskusi Selular Business Forum (SBF) yang mengusung tema "AI: Sekadar Tren Atau Sudah Menjadi Kebutuhan?", Senin (9/9/2024).
Baca Juga:
Digitalisasi Jadi Kunci Indonesia Capai Pertumbuhan Ekonomi 8%
Selain itu ada, Ari menambahkan ada sasaran kunci di berbagai yang juga bisa menjadi strategi AI Nasional seperti Layanan Kesehatan: Peningkatan penyampaian melalui solusi yang mendukung AI; Reformasi Birokrasi: Menyederhanakan operasional pemerintah melalui AI; Pendidikan & Penelitian: Inovasi dan tenaga kerja terampil; Ketahanan Pangan: Meningkatkan hasil, mengoptimalkan rantai pasokan melalui A, hingga Mobilitas & Kota Cerdas: Perkotaan yang lebih cerdas dan berkelanjutan.
Ari juga menambahkan tidak hanya hanya sekadar sasaran strategi yang harus diperhatikan, tetapi juga harus ada aturan atau regulasi yang mengatur penggunaan AI di negara ini. "Jadi harus ada aturan terkait investasi, kompetisi hingga keberlangsungan bisnis AI. Aturan ini juga untuk mengukur dampak positif dan menghindari dampak negatif dari pemanfaatan AI," ujarnya.