Contact Information

Alamat: Komplek Rumah Susun Petamburan Blok 1 Lantai Dasar, Tanah Abang - Jakpus 10260

We're Available 24/ 7. Call Now.
Data Diretas Geng Hacker Lockbit, Bank Terbesar Tiongkok Bayar Tebusan
SHARE:

Technologue.id, Jakarta - Bank Industri dan Komersial Tiongkok atau ICBC, telah membayar uang tebusan kepada penjahat dunia maya yang menyebutnya sebagai geng Lockbit.

"Mereka membayar uang tebusan, kesepakatan tercapai," kata perwakilan Lockbit melalui aplikasi perpesanan online, Tox.

Baca Juga:
Cegah Peretasan, Passkeys ID Apple Dukung Keamanan Akun Pengguna

Dilansir dari Ney York Post, Selasa (14/11/2023), pembayaran tebusan ini lantaran Bank ICBC cabang Amerika Serikat terkena serangan ransomware sehingga mengganggu perdagangan di pasar Treasury AS.

Serangan ransomware ini terjadi di saat meningkatnya kekhawatiran mengenai ketahanan pasar Treasury yang penting bagi saluran keuangan global.

“Pasar sebagian besar sudah kembali normal sekarang,” kata Zhiwei Ren, manajer portofolio di Penn Mutual Asset Management.

Peretasan tersebut begitu luas bahkan email perusahaan tidak lagi berfungsi sehingga memaksa karyawan beralih ke email Google.

Tak hanya itu, Lockbit juga meretas beberapa organisasi terbesar di dunia dalam beberapa bulan terakhir, mencuri dan membocorkan data sensitif ketika korban menolak membayar uang tebusan.

Baca Juga:
Waspadai Potensi Peretasan Data melalui Kanal Media Sosial

Hanya dalam waktu tiga tahun, virus ini telah menjadi ancaman ransomware terbesar di dunia. Hal ini paling mengganggu di Amerika Serikat, karena berdampak di lebih dari 1.700 organisasi AS di sektor jasa keuangan, makanan, sekolah, transportasi dan pemerintahan.

Pekan lalu, peretas Lockbit menerbitkan data internal raksasa kedirgantaraan Boeing dan mengatakan di situs web mereka telah menginfeksi sistem komputer di firma hukum Allen & Overy yang didirikan di London.

SHARE:

Google Batal Bikin Pixel Tablet 2, Hindari Persaingan dengan Apple?

Ini Respons Kemenperin soal Proposal Investasi Apple Rp1,58 Triliun