Contact Information

Alamat: Komplek Rumah Susun Petamburan Blok 1 Lantai Dasar, Tanah Abang - Jakpus 10260

We're Available 24/ 7. Call Now.
Digitalisasi Perbankan, Simak Perjalanan dan Capaian Bank Neo Commerce dalam Setahun
SHARE:

Technologue.id, Jakarta - Di era digital yang semakin berkembang, industri keuangan menjadi salah satu medan persaingan yang paling ketat. Transformasi digital yang semakin pesat telah membuka pintu bagi berbagai pemain baru, yakni fintech atau financial technology, untuk memasuki arena ini. Bank-bank konvensional tidak bisa lagi berdiam diri di zona nyaman dan perlu segera melakukan transformasi digital. Satu di antaranya adalah PT Bank Neo Commerce Tbk (BBYB).

Bank Neo Commerce (BNC) mampu mengubah tantangan menjadi peluang bisnis yang potensial, dengan memanfaatkan jalur digital untuk menjangkau nasabah yang sebelumnya tidak tersentuh layanan perbankan. Simak perjalanan BNC memaksimalkan celah bisnis dan menjelma menjadi salah satu lembaga keuangan terdepan di tengah sengitnya persaingan perbankan digital Indonesia sebagaimana diutarakan oleh Justin Chen, Direktur Teknologi Sistem Informasi Bank Neo Commerce dalam percakapannya bersama Gavin Allen, Eksekutif Editor-in-Chief Transform, berikut ini.

Baca Juga:
Huawei Ungkap Teknologi 5.5G Dorong Pertumbuhan Industri

Gavin Allen: Apa yang mendorong perusahaan Anda melakukan digitalisasi dan meluncurkan aplikasi Neobank dua tahun lalu?

Justin Chen: Sebenarnya, kami melihat potensi yang sangat besar, seperti pada tahun 2020, ketika lebih dari setengah populasi di Indonesia tidak memiliki rekening bank atau belum tersentuh layanan perbankan (underbanked). Pertama, kami percaya bahwa ini adalah peluang besar, dan kedua, kami ingin membantu masyarakat Indonesia untuk mengakses lebih banyak layanan keuangan. Indonesia berkembang dalam fase yang sangat cepat. Kami berharap masyarakat awam, terutama di daerah terpencil, dapat mengejar ketertinggalan dalam hal layanan keuangan.

“Pada awalnya, kami menganggapnya seperti bisnis online pada umumnya. Namun kenyataannya tidak bisa seperti itu, karena industri perbankan beroperasi berdasarkan aturan yang berbeda.” - Justin Chen, Direktur Teknologi Sistem Informasi Bank Neo Commerce

Gavin Allen: Tantangan apa yang dihadapi BNC?

Justin Chen: Kami harus memulai dengan cepat, karena di pasar - ketika Anda melihat sesuatu, ketika Anda melihat peluang, di saat bersamaan akan ada banyak orang lain yang juga membidiknya. Pada awalnya, kami menganggapnya seperti bisnis online pada umumnya. Anda harus melakukannya dengan cepat. Anda harus menguasai pasar sesegera mungkin.

Namun kenyataannya tidak bisa seperti itu, karena industri perbankan beroperasi berdasarkan aturan yang berbeda. Anda tidak dapat langsung menguasai pasar begitu saja, karena sesuai regulasi ini tidak bisa. Semua harus tunduk pada regulasi yang berlaku. Sehingga, yang kami lakukan adalah bagaimana kami bisa terus fokus dalam melayani nasabah kami. Itulah hal terpenting yang harus Anda lakukan.

Baca Juga:
Huawei Gandeng ITB dan Tel-U Resmikan Joint Lab

Gavin Allen: Tetapi apakah cukup sulit untuk beralih dari bank yang sudah mapan dan sudah beroperasi selama 30 tahun, tiba-tiba masuk ke ekosistem digital?

Justin Chen: Ada dua hal penting. Pertama, Anda perlu membangun sistem yang seluruhnya baru. Mengerjakan ini memang bukan perkara mudah, namun ini tidak terlalu menjadi kendala bagi kami karena membangun sistem adalah hal yang sudah biasa kami lakukan. Anda juga harus mengubah cara bank beroperasi. Anda harus bisa mengubah cara pandang orang terhadap sebuah bisnis.

Di masa lalu, ketika seorang nasabah atau calon nasabah datang ke kantor cabang, manajer cabang sudah bisa melakukan evaluasi terhadap mereka, misalnya mengenai berapa potensi valuasi dari nasabah atau calon nasabah tadi? Di bisnis perbankan berbasis Internet, karena Anda tidak bertatapan secara langsung dengan mereka, Anda harus menciptakan suatu cara baru tentunya, karena untuk melakukan verifikasi tidak bisa semudah apabila dilakukan dengan tatap muka dengan nasabah atau calon nasabah secara langsung. Anda perlu memeriksa semua data. Anda perlu menyusun statistik agar Anda tahu apakah yang dilakukan sudah benar atau belum.

Gavin Allen: Anda telah berbicara tentang pentingnya fleksibilitas. Apa yang Anda maksudkan dengan hal itu?

Justin Chen: BNC adalah bank kecil. Kami bukan bank raksasa. Ketika bank besar ingin mengubah sesuatu, mereka perlu mempertimbangkan banyak hal.

Namun di BNC, ketika kami memulai bisnis ini, kami hanya memiliki sekitar 70.000 nasabah, jadi tidak banyak hambatan berarti di pihak kami. Kami harus melakukan segala sesuatunya dengan sangat cepat. Ini seperti di arena balap mobil di mana Anda harus bisa cepat mengganti roda di tengah kompetisi sedang berlangsung. Itulah yang saya maksud dengan fleksibilitas. Kami tidak ada waktu untuk menunggu sampai mobil yang bagus selesai dibuat; kami harus ikut balapan sekarang, apa pun yang terjadi. Kami memiliki arsitektur dan organisasi yang fleksibel untuk memastikan saya dapat mengganti semua bagian saat saya tengah menginjak pedal gas berkompetisi di arena balap.

“Pengalaman perbankan baru seperti ini memang belum menjangkau banyak nasabah di Indonesia, namun menurut pengalaman mereka, layanan seperti itu sangat bermanfaat bagi mereka.” - Justin Chen, Direktur Teknologi Sistem Informasi Bank Neo Commerce

Gavin Allen: Apa yang telah membantu Anda dalam meraih kesuksesan? Anda berbicara tentang memiliki 70.000 pelanggan pada awalnya dengan format layanan yang lama, dan Anda kini mendapatkan hampir 30 juta pelanggan pada tahun pertama dengan bank digital. Apa yang membuat Anda bisa mencapai tahap tersebut?

Justin Chen: Secara mengejutkan, apa yang kami lakukan jauh lebih mudah daripada yang kami perkirakan di masa-masa awal. Indonesia memiliki infrastruktur yang sangat baik. Sebagai contoh, mereka sudah terbiasa dengan tagihan digital. Anda bisa melakukan KYC (Know Your Customer) secara online. Berarti pelanggan Anda tidak perlu datang ke cabang. Anda bisa menyiapkan user experience yang baik sehingga mereka hanya perlu membuka rekening dari aplikasi mereka. Pengalaman perbankan baru seperti ini memang belum menjangkau banyak nasabah di Indonesia, namun menurut pengalaman mereka, layanan seperti itu sangat bermanfaat bagi mereka. Di masa lalu, untuk melakukan kegiatan perbankan, nasabah harus datang langsung ke cabang. Terkadang muncul rasa canggung untuk datang langsung ke kantor bank karena mereka tidak mau teller mengetahui nominal yang dimiliki. Tapi sekarang mereka dapat melakukannya tanpa perlu berinteraksi maupun bertatap muka secara langsung dengan petugas bank.

Gavin Allen: Dan juga pada kenyamanan mereka sendiri, pada saat mereka ingin melakukannya.

Justin Chen: Ya, itu adalah hal yang terbaik bagi mereka. Sebagai informasi, mereka perlu mengambil foto selfie karena kami melakukan pengenalan wajah (untuk memverifikasi identitas mereka). Di awal-awal sistem ini berjalan, saya memeriksa foto-foto yang terkumpul di back end. Terlihat wajah-wajah nasabah yang lebih ceria. Tidak seperti tatkala mereka duduk di meja dan berhadapan langsung depan dengan teller. Terlihat ada rasa canggung.

Baca Juga:
Operator Seluler Kembali Didorong Konsolidasi, Apa Dampaknya?

Gavin Allen: Jadi, bagaimana Huawei membantu transformasi digital BNC ini

Justin Chen: Kami menggunakan Huawei Cloud untuk memudahkan kami dalam mengembangkan bisnis. Ketika bisnis berkembang semakin kompleks dan volumenya kian bertambah, kami menemukan bahwa pemeliharaan infrastruktur juga menjadi masalah besar. Akibat permasalahan yang muncul tersebut, setiap kali ingin melakukan perubahan, tangan kami serasa terikat dan tak bisa leluasa bergerak. Kami kemudian memutuskan untuk menyerahkan ini kepada Huawei, "Saya serahkan kepada Anda bagaimana mencari solusi terbaik atas masalah ini, sehingga kami bisa lebih fokus pada bagaimana mengoptimalkan capaian-capaian bisnis."

Gavin Allen: Untuk merangkum perjalanan BNC dalam angka sejauh ini, bagaimana Anda mengukur kesuksesan saat ini?

Justin Chen: Dalam hal basis pengguna, saya dapat mengklaim bahwa strategi digital kami telah membuahkan kesuksesan, karena kami memiliki sekitar 25 juta nasabah saat ini. Dalam hal simpanan, kami seharusnya memiliki lebih dari US$1 miliar (sekitar Rp 15,5 triliun/kurs USD 15.500). Selain itu, kami juga memiliki volume transaksi yang besar. Kami memang belum menghasilkan profit. Jadi itulah bagian terakhir yang ingin saya garis bawahi: profit.

SHARE:

Google Batal Bikin Pixel Tablet 2, Hindari Persaingan dengan Apple?

Ini Respons Kemenperin soal Proposal Investasi Apple Rp1,58 Triliun