Contact Information

Alamat: Komplek Rumah Susun Petamburan Blok 1 Lantai Dasar, Tanah Abang - Jakpus 10260

We're Available 24/ 7. Call Now.
Facebook Dalang Kemenangan Donald Trump di Pilpres 2016?
SHARE:

Technologue.id, Jakarta - Facebook mengakui keterlibatan mereka dalam kemenangan Donald Trump pada Pemilu Presiden Amerika Serikat (AS) tahun 2016 lalu. Informasi ini terbongkar dari sebuah memo internal yang diungkap oleh New York Times baru-baru ini. Salah seorang eksekutif Facebook Andrew Bosworth mengatakan bahwa pihaknya memang bertanggung jawab atas terpilihnya Donald Trump sebagai Presiden AS pada 2016. “Apakah Facebook bertanggung jawab atas Donald Trump terpilih? Menurut saya jawabannya adalah ya," ungkap Bosworth, dikutip dari Business Insider (8/1/2020). Namun, keterlibatan Facebook tidak terletak pada penyalahgunaan data dalam kasus Cambridge Analytica seperti yang dituduhkan oleh banyak pihak. Sebelumnya beberapa tahun silam, Facebook diduga membocorkan data 50 juta penggunanya untuk memenangkan Donald Trump dalam pemilu presiden AS. Sebagian kecil data didapat dengan membayar, sebagian lagi diberikan secara cuma-cuma. "Tetapi tidak dengan alasan seperti yang banyak orang pikirkan. Dia tidak terpilih karena Rusia atau Cambridge Analytica," jelasnya. "Dia terpilih karena berhasil menjalankan kampanye iklan digital tunggal terbaik yang pernah saya lihat dari pengiklan mana pun. Itu saja," timpal Bosworth.

Baca Juga: Hapus Deepfake, Facebook Dikritik Pejabat AS

Menurut Andrew Bosworth, kaitan Facebook dan kemenangan dalam Pemilu AS justru terdapat pada iklan politik Donald Trump yang menjadikan viral di Facebook. Meskipun Andrew Bosworth mengaku bahwa dirinya bukan seorang pendukung Donald Trump, namun ia mengagumi langkah dan strategi tim Donald Trump yang memanfaatkan Facebook untuk kampanye politik mereka. Dalam memo itu, Andrew Bosworth juga menyanggah bahwa dugaan keterlibatan Rusia kurang relevan dengan terpilihnya Donald Trump. Selama masa kampanye, Rusia dilaporkan berusaha untuk mempengaruhi pemilihan yang mendukung Trump melalui berbagai cara di Facebook - iklan dan akun palsu, di antara metode lain - namun Bosworth mengatakan upaya itu tidak terlalu efektif. "Perlu diingatkan untuk semua orang bahwa interferensi Rusia itu nyata, tetapi kebanyakan tidak dilakukan melalui iklan. 100.000 dolar AS dalam iklan di Facebook bisa menjadi alat yang ampuh, tetapi tidak dapat membayar pemilihan Amerika, terutama ketika para kandidat sendiri memasang beberapa pesanan lebih banyak uang pada platform yang sama," ungkap Andrew Bosworth. "Dalam praktiknya, Cambridge Analytica adalah event yang tak pernah terjadi (dalam pemenangan Trump). Data dari jenis yang mereka miliki tidak begitu berharga dan tidak berguna dalam 12-18 bulan," imbuhnya.

Baca Juga: Facebook Hentikan Autentikasi Dengan Nomer Telepon

Sebagai informasi, hingga saat ini Facebook masih memperbolehkan iklan politik Masuk dalam platform mereka. Namun, kebijakan ini menuai kontra karena memicu banyaknya hoaks dan misinformasi. Namun, kata Andrew Bosworth, Facebook juga tidak bersalah dan tak perlu menghalangi politisi yang ingin menggunakan platform mereka sebagai tempat kampanye politik.

SHARE:

Google Batal Bikin Pixel Tablet 2, Hindari Persaingan dengan Apple?

Ini Respons Kemenperin soal Proposal Investasi Apple Rp1,58 Triliun