Contact Information

Alamat: Komplek Rumah Susun Petamburan Blok 1 Lantai Dasar, Tanah Abang - Jakpus 10260

We're Available 24/ 7. Call Now.
Film Ini Gunakan Teknologi AI Tampilkan "Suara" Siswa Korban Penembakan Massal
SHARE:

Technologue.id, Jakarta - Penembakan masal yang terjadi di sekolah Parkland di Florida pada tahun 2018 mengilhami para orang tua korban merilis film pendek berjudul "The Shotline", sebagai upaya mendorong undang-undang persenjataan yang lebih ketat di negara tersebut.

Dalam proses produksinya, The Shotline menggunakan teknologi kecerdasan buatan (AI) untuk menciptakan kembali suara anak-anak yang terbunuh akibat kekerasan bersenjata dan mengirimkan rekamannya melalui panggilan otomatis ke anggota parlemen.

The Wall Street Journal melaporkan, Proyek ini diluncurkan setelah enam tahun insiden maut tersebut terjadi ketika seorang pria bersenjata membunuh 17 orang dan melukai lebih dari belasan orang di sebuah sekolah menengah di Parkland, Florida. Film ini menampilkan suara enam anak, beberapa di antaranya berusia sepuluh tahun, dan orang dewasa muda, yang kehilangan nyawa dalam insiden kekerasan senjata di seluruh AS.

Baca Juga:
Elon Musk Bantah Ukraina soal Penggunaan Starlink Pasukan Rusia

Alur film ini bersifat interaktif. Setelah Anda mengetikkan kode pos, The Shotline memungkinkan Anda melakukan panggilan otomatis dari salah satu dari enam orang yang tewas dengan suara mereka sendiri. Poin yang mereka sampaikan ialah mendesak undang-undang pengendalian senjata yang lebih kuat.

“Saya kembali hari ini karena orang tua saya menggunakan AI untuk menciptakan kembali suara saya untuk menelepon Anda,” kata Joaquin Oliver, salah satu remaja yang tewas dalam penembakan Parkland, melalui suara yang dihasilkan AI. “Korban lain seperti saya juga akan menelepon.” Pada saat berita ini diterbitkan, lebih dari 8.000 panggilan AI telah disampaikan kepada anggota parlemen melalui situs web.

“Ini adalah masalah Amerika Serikat dan kami belum dapat memperbaikinya,” kata ayah Oliver, Manuel, yang memulai proyek tersebut bersama istrinya Patricia. “Jika kita perlu menggunakan hal-hal yang menyeramkan untuk memperbaikinya, selamat datang di (waktu) yang menyeramkan.”

Untuk menciptakan kembali suara-suara tersebut, keluarga Oliver menggunakan layanan kloning suara dari ElevenLabs, sebuah startup berusia dua tahun yang baru-baru ini mengumpulkan US$80 juta dalam putaran pendanaan yang dipimpin oleh Andreessen Horowitz.

Baca Juga:
Curi Aset, Pengadilan Jatuhi Hukuman Penjara dan Denda kepada Mantan Karyawan Apple

ElevenLabs menggunakan sampel vokal selama beberapa menit, dimana software ini mampu menciptakan kembali suara dalam lebih dari dua puluh bahasa. Keluarga Oliver dilaporkan menggunakan postingan media sosial putra mereka untuk sampel suaranya. Orang tua dan wali sah dari korban kekerasan senjata dapat mengisi formulir untuk mengirimkan suara mereka ke The Shotline untuk ditambahkan ke pustaka suara yang ditenagai oleh AI.

Namun di sisi lain, proyek The Shotline menimbulkan pertanyaan etis tentang penggunaan AI untuk menghasilkan suara palsu milik orang meninggal. Salah satu pendiri perusahaan, Mati Staniszewski, mengatakan kepada Journal bahwa ElevenLabs mengizinkan orang untuk menciptakan kembali suara kerabat yang telah meninggal jika mereka memiliki hak dan izin. Namun sejauh ini, belum jelas apakah orang tua dari anak di bawah umur mempunyai hak atas kemiripan suara anak mereka.

SHARE:

Ini Respons Kemenperin soal Proposal Investasi Apple Rp1,58 Triliun

Microsoft "Rayu" Pengguna Windows 10 untuk Beli PC Copilot+