Contact Information

Alamat: Komplek Rumah Susun Petamburan Blok 1 Lantai Dasar, Tanah Abang - Jakpus 10260

We're Available 24/ 7. Call Now.
Jelang 2022, Industri Telekomunikasi Berangsur Membaik
SHARE:

Technologue.id, Jakarta - Pandemi Covid-19 membawa dampak signifikan terhadap industri telekomunikasi, terutama di tanah air.

Menurut Ririek Adriansyah, Ketua Asosiasi Penyelenggara Telekomunikasi seluruh Indonesia (ATSI), saat ini kondisi sektor telekomunikasi di Indonesia mulai membaik dan menunjukkan tren ke arah positif bila dibandingkan saat awal pandemi.

Baca Juga:
XL Axiata Jajal Pemanfaatan Teknologi 5G di Industri Pertanian dan Manufaktur

Secara umum, layanan legacy yakni voice (telepon) dan SMS terus akan mengalami penurunan di waktu mendangan. Sebaliknya, mobile data akan tetap tumbuh. Hal ini mendorong para operator telekomunikasi untuk fokus menggelar jaringan.

"Secara revenue akan terus tumbuh meski single digit. Challenge-nya, karena trafik terus tumbuh besar maka operator akan dituntut investasi di network untuk menambah kapasitas," tutur Ririek, dalam Diskusi Akhir Tahun Telekomunikasi yang diselenggarakan oleh IndoTelko secara virtual, Kamis (2/12/2021).

Lebih lanjut, fixed broadband dilaporkan mengalami pertumbuhan yang lebih baik ketimbang mobile broadband. Saat ini pelanggan fixed broadband sudah melampaui angka 10 juta rumah.

"Hal ini juga karena dipacu juga oleh banyaknya work from home. Dan ini diyakini juga akan terus berlanjut meskipun nantinya pandemi akan semakin membaik," jelas Ririek.

Seiring hal tersebut, Ia memprediksi industri sektor telekomunikasi akan tumbuh low single digit per tahun.

"Kami perkirakan industri akan terus tumbuh meski hanya ada peningkatan 3 persen year on year," ujarnya.

Baca Juga:
Fase Proses Merger, Tri Indonesia Modernisasi Data Center

Dia memaparkan, tiga lini bisnis utama di sektor telekomunikasi akan semakin tumbuh. Yaitu konektivitas, ICT, dan digital.

Berdasarkan data dari tahun 2020 sampai dengan 2024, Konektivitas diperkirakan hanya akan tumbuh 4 persen setiap tahun. Kemudian ICT diprediksi mencapai 8 persen. Sementara digital tumbuhnya double digit sekitar 12 persen.

Menurut Ririek, estimasi adospsi digital akan lebih tinggi dibandingkan dua lini bisnis lainnya. Peningkatan ini dipengaruhi oleh perubahan aktivitas masyarakat ke arah digital.

"Saat pandemi, masyarakat akan cenderung contactless dalam beraktivitas tetapi juga mereka akan menggunakan berbagai layanan digital. Karena itu sangat dimaklumi kenapa ICT dan digital bisa lebih tumbuh dibandingkan konektivitas," ungkapnya.

Memandang tren ke depan, akan ada banyak perusahaan telco yang akan melakukan restrukturisasi portfolio. Salah satunya dengan memonetisasi menara telekomunikasi.

SHARE:

Google Batal Bikin Pixel Tablet 2, Hindari Persaingan dengan Apple?

Ini Respons Kemenperin soal Proposal Investasi Apple Rp1,58 Triliun