Contact Information

Alamat: Komplek Rumah Susun Petamburan Blok 1 Lantai Dasar, Tanah Abang - Jakpus 10260

We're Available 24/ 7. Call Now.
Inklusi Keuangan Dorong UMKM Tumbuh Saat Pandemi
SHARE:

Technologue.id, Jakarta - Di tengah pandemi virus Covid-19, banyak bisnis khususnya pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) mengalami kesulitan mengembangkan usahanya sehingga berujung kehilangan pelanggan.

Namun di balik itu, dengan adanya pandemi, banyak bisnis kecil yang beralih ke platform digital maupun e-commerce untuk bisa tetap bertahan. Pelaku usaha tetap dapat mengembalikan kinerjanya dengan adopsi digital.

Selain kemampuan digital, peningkatan inklusi keuangan juga berperan penting dalam pertumbuhan bisnis pelaku UMKM. Peningkatan akses dalam penggunaan financial technology (fintech) pun dapat memicu peningkatan inklusi keuangan nasional.

Baca Juga:
GoTo Financial Picu Konsumen Akses Layanan Keuangan Digital

Ekosistem keuangan digital dibawah Grup GoTo melalui entitasnya yang menyediakan layanan keuangan dan solusi bisnis, yaitu GoTo Financial, terbukti meningkatkan  inklusi keuangan bagi pelaku UMKM dan konsumen.

Solusi teknologi GoTo Financial menjadi pintu pertama bagi masyarakat luas mengakses dan menggunakan layanan dan produk keuangan digital yang lebih luas. Hal ini merupakan temuan utama riset oleh Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LD FEB UI) yang berjudul "Peran GoTo Financial terhadap Inklusi Keuangan Indonesia Tahun 2021."

Turro Wongkaren, Ph.D., Kepala LD FEB UI, memaparkan, bahwa saat pandemi, pemanfaatan platform digital meningkat dengan pesat, termasuk layanan keuangan digital. Metode pembayaran elektronik bahkan menggantikan cash sebagai metode pembayaran utama.

"Menjadi menarik untuk meneliti bagaimana platform seperti GoTo Financial, termasuk GoPay menjadi gerbang akselerasi inklusi keuangan terutama dalam mendukung pemulihan ekonomi. Kami memilih GoTo Financial karena mereka memiliki ekosistem layanan keuangan yang komprehensif bagi konsumen dan pelaku UMKM di Indonesia, tidak hanya uang elektronik," ungkap Turro.

Di dalam grup GoTo Financial terdapat aplikasi sistem pembayaran seperti GoPay untuk pembayaran langsung dan GoPayLater untuk pembayaran kredit. Selain itu, juga terdapat aplikasi jasa keuangan untuk membantu usaha merchant UMKM seperti Moka, GoBiz, GoBiz Plus, Midtrans, Selly, dan GoStore.

Dengan sederet layanan finansial tersebut, kata Turro, GoTo Financial berperan penting dalam mengintegrasikan layanan finansial yang menjadi kekuatan salah satu utama pilar bisnis GoTo Group itu.

Baca Juga:
GoTo Inisiasi Gerakan Bangkit Bersama, Ajak UMKM Bangkit dari Pandemi

Wakil Kepala LD FEB UI, Dr. Paksi C.K Walandouw mengungkapkan bahwa layanan GoTo Financial turut mendorong perkembangan bisnis UMKM.

“4 dari 5 mitra UMKM GoTo Financial terdorong melakukan ekspansi usaha setelah menggunakan layanan GoTo Financial,” tuturnya.

Berdasarkan hasil temuan riset ini, dapat diperkirakan bahwa di tahun 2021 omzet mitra UMKM di ekosistem GoTo Financial akan meningkat 37% atau sekitar 53,2 triliun rupiah jika dibandingkan dengan tahun 2020.

"Peningkatan omzet mitra di tahun 2021 menandakan solusi platform digital mampu membantu UMKM bertumbuh sekaligus sinyal pemulihan ekonomi. Pertumbuhan ini saya rasa akan bisa semakin diperkuat karena produk-produk GoTo Financial juga mengubah persepsi sosial masyarakat terhadap layanan keuangan formal, di mana kini mayoritas pelaku UMKM menjadi lebih percaya dengan produk keuangan dan optimis terhadap potensi usaha digital," ujar Paksi.

Lebih lanjut, terdapat beberapa temuan menarik pada riset ini, khususnya mengenai bagaimana GoPay dan produk GoTo Financial lainnya tidak hanya berdampak pada peningkatan literasi keuangan, tetapi juga meningkatkan inklusi keuangan yang telah mendorong penggunaan produk dan layanan jasa keuangan, terutama di kalangan masyarakat unbanked dan underbanked.

Menurut Peneliti LD FEB UI, Dr. Alfindra Primaldhi, penelitian ini menunjukkan bahwa inklusi keuangan berkaitan dengann tingkat penghasilan dan pendidikan konsumen. Menurut teori, secara umum semakin rendah tingkat pendidikan dan penghasilan, maka akan semakin sedikit yang menggunakan layanan keuangan.

SHARE:

Google Batal Bikin Pixel Tablet 2, Hindari Persaingan dengan Apple?

Ini Respons Kemenperin soal Proposal Investasi Apple Rp1,58 Triliun