Contact Information

Alamat: Komplek Rumah Susun Petamburan Blok 1 Lantai Dasar, Tanah Abang - Jakpus 10260

We're Available 24/ 7. Call Now.
Kebijakan Baru YouTube Wajibkan Akun Penggemar untuk Klarifikasi Identitas
SHARE:

Technologue.id, Jakarta - YouTube kini mengharuskan pengguna yang mengelola akun penggemar untuk "mengklarifikasi" bahwa mereka tidak mewakili perusahaan atau artis yang mereka dukung.

Kabar ini terungkap melalui pembaruan yang telah dilihat oleh 9to5Google, yang menginformasikan bahwa kebijakan baru tentang peniruan ini mulai berlaku sejak 21 Agustus 2023.

Baca Juga:

Ibunda Elon Musk Angkat Bicara soal Pertarungan Lawan Mark Zuckerberg

Sebelumnya, YouTube tidak memiliki aturan khusus terkait akun penggemar. Secara sederhana, platform ini hanya melarang saluran yang berupaya meniru saluran atau individu tertentu.

Namun, sekarang, akun penggemar diwajibkan untuk menjelaskan secara jelas bahwa mereka tidak memiliki afiliasi dengan pihak yang mereka dukung, agar tidak berisiko dihapusnya akun atau saluran mereka.

Dengan aturan baru ini, YouTube menyatakan bahwa saluran mana pun yang mengaku sebagai akun penggemar dalam deskripsi mereka, namun pada akhirnya "menyamar sebagai saluran orang lain dan mengunggah ulang konten mereka," tidak akan diizinkan.

Perusahaan ini menambahkan bahwa pembaruan ini akan "membantu para penggemar asli untuk mengetahui dengan pasti bagaimana cara mereka bisa merayakan kreator favorit mereka" dan juga melindungi "para kreator asli dari konten dan saluran yang meniru identitas mereka."

Melindungi Identitas Kreator dan Pengalaman Penggemar yang Lebih Baik

Kebijakan baru ini dirancang dengan tujuan utama melindungi identitas kreator konten dan mengoptimalkan pengalaman penggemar.

Dalam era di mana peniruan identitas semakin menjadi masalah, langkah-langkah ini diharapkan dapat mengatasi masalah tersebut dengan lebih efektif.

Dengan mewajibkan akun penggemar untuk menjelaskan bahwa mereka tidak mewakili perusahaan atau artis yang saluran mereka dukung, YouTube memberikan kejelasan kepada pemirsa.

Hal ini memungkinkan mereka untuk membedakan antara saluran penggemar yang asli dan saluran yang mencoba meniru identitas pembuat konten.

Dengan begitu, penggemar dapat dengan lebih percaya diri dan penuh keyakinan dalam memilih saluran yang mereka ingin ikuti dan dukung.

Selain itu, kebijakan ini juga melindungi kreator asli dari konten dan saluran yang meniru identitas mereka.

Dengan menghapus saluran yang berupaya menyalahgunakan reputasi kreator atau merusak karya-karya orisinal, YouTube berusaha menjaga integritas platformnya dan memberikan penghargaan yang pantas kepada para kreator yang telah berkontribusi secara nyata dalam dunia digital.

Menciptakan Lingkungan yang Lebih Aman dan Transparan

Selain memperbaiki pengalaman penggemar dan melindungi kreator, langkah ini juga menciptakan lingkungan yang lebih aman dan transparan bagi semua pihak yang terlibat.

Dengan menegaskan bahwa akun penggemar tidak memiliki afiliasi resmi dengan pihak yang mereka dukung, risiko penipuan dan manipulasi dapat diminimalisir.

Ketika pemirsa mengetahui dengan pasti bahwa saluran penggemar adalah komunitas yang sepenuhnya didedikasikan untuk mengapresiasi karya kreator, mereka dapat berinteraksi dengan lebih aman dan merasa lebih nyaman dalam menjelajahi konten yang ditawarkan.

Hal ini juga memberikan jaminan kepada kreator bahwa penghargaan dan dukungan yang mereka terima berasal dari penggemar yang sejati dan bukan hasil dari peniruan atau manipulasi identitas.

Baca Juga:

Daftar Promo Erafone, iBox, Samsung by Erafone, dan Urban Republic di JFK 2023

Dalam dunia digital yang semakin kompleks, tindakan seperti ini memainkan peran penting dalam menjaga integritas platform dan memberikan pengalaman yang bermakna bagi pengguna.

Melalui kebijakan peniruan yang baru ini, YouTube menunjukkan komitmennya untuk terus mengembangkan dan meningkatkan platformnya agar tetap menjadi tempat yang aman, transparan, dan dapat diandalkan bagi semua pengguna.

SHARE:

Google Batal Bikin Pixel Tablet 2, Hindari Persaingan dengan Apple?

Ini Respons Kemenperin soal Proposal Investasi Apple Rp1,58 Triliun