Contact Information

Alamat: Komplek Rumah Susun Petamburan Blok 1 Lantai Dasar, Tanah Abang - Jakpus 10260

We're Available 24/ 7. Call Now.
Awas, Komet Terbesar yang Pernah Ditemukan Astronom Meluncur Kencang Menuju Bumi
SHARE:

Technologue.id, Jakarta - Astronom menemukan komet terbesar dari yang pernah ditemukan sebelumnya tengah terbang menuju Bumi. Komet ini berukuran 100.000 kali lebih besar dari rata-rata yang pernah ada dan akan dipastikan ada di "depan pintu" Bumi pada 2031.

Para astronom telah mengukur jantung batuan dingin dari salah satu komet terbesar yang pernah ditemukan. Batu raksasa berusia empat miliar tahun tersebut meluncur ke arah Bumi dengan kecepatan 35.000 km/jam.

Manusia Perlu Khawatir?
Jangan khawatir. Batu es besar yang dinamai C/2014 UN271 atau Bernardinelli-Bernstein (BB) tersebut -nama penemunya- hanya akan mendekat sekitar 1 miliar mil ketika melakukan pelintasan terdekatnya pada 2031.

Baca juga:
Bintik Matahari yang Mati Meledak, Warga Bumi Bersiaplah!

Sebagai perbandingan, jarak itu lebih besar dari jarak rata-rata antara Saturnus dan Matahari. Selain itu, jaraknya cukup jauh sehingga pengamat bintang tidak akan bisa melihat Bernardinelli-Bernstein terbang dengan mata telanjang.

Namun, saat BB memperbesar semakin dekat, para astronom bisa mengambil kesempatan untuk mempelajarinya secara lebih rinci. Penelitian sebelumnya menunjukkan batu ruang angkasa es berukuran lebih dari 80 mil (128 km), atau sekitar dua kali lebar Rhode Island dan 100.000 kali lebih besar daripada komet biasa.

BB begitu besar sehingga pernah dikira sebagai planet kerdil. Pengamatan terbaru menunjukkan batu itu memiliki ekor yang bersinar, atau koma, yang merupakan indikator jelas dari komet es yang membubung melalui tata surya bagian dalam yang relatif hangat.

Sekarang, para astronom telah menggunakan Teleskop Luar Angkasa Hubble untuk mengintip melalui koma batu yang menyala-nyala dan fokus langsung pada jantungnya yang sedingin es.

Tim kemudian menggunakan model komputer untuk menghilangkan cahaya koma terang komet secara digital, hanya menyisakan nukleus. Data yang dihasilkan menunjukkan inti komet sekitar 50 kali lebih besar dari komet biasa yang diamati di tata surya bagian dalam, yakni inti tunggal terbesar yang pernah dideteksi para astronom.

Analisis tim juga mengungkapkan warna inti es komet. "Ini besar dan lebih hitam dari batu bara," ungkap rekan penulis studi David Jewitt, profesor ilmu planet di UCLA.

SHARE:

Google Batal Bikin Pixel Tablet 2, Hindari Persaingan dengan Apple?

Ini Respons Kemenperin soal Proposal Investasi Apple Rp1,58 Triliun