Contact Information

Alamat: Komplek Rumah Susun Petamburan Blok 1 Lantai Dasar, Tanah Abang - Jakpus 10260

We're Available 24/ 7. Call Now.
Kontroversial, Google Caplok Teknologi Huawei Demi Suksesnya Android 13
SHARE:

Technologue.id, Jakarta - Google membuat keputusan yang menarik dan berpotensi kontroversial unyuk menyukseskan sistem operasi (OS) Android 13. Mereka akan menggunakan teknologi sistem file yang dikembangkan oleh insinyur Huawei.

Google berencana memasukkan Enhanced Read-Only File System (EROFS) di Android 13 dan menjadikannya sistem read-only default. Padahal sistem file dibuat oleh Xiang Gao ketika dia bekerja sebagai insinyur di Huawei.

Situs Android Authority menginformasikan, EROFS menawarkan manfaat yang signifikan dibandingkan sistem file yang ada sekarang, termasuk kompresi dan kecepatan yang menghemat ruang. Ini dapat menyebabkan pembaruan lebih cepat dan lebih sedikit ruang penyimpanan yang digunakan oleh perangkat lunak.

Baca juga:
Google Luncurkan Predictive Back Navigation untuk Meningkatkan Android

Huawei mengembangkan EROFS untuk dimasukkan ke dalam kernel Linux, yang menjadi dasar Android. Meskipun akhirnya dikunci dari ekosistem Android akibat sanksi Pemerintah AS, sistem file secara resmi menjadi bagian dari kernel Linux, dimulai dengan Linux 5.4. Teknologi ini juga telah digunakan pada jutaan perangkat Huawei dan diadopsi oleh produsen lain.

Google sekarang berencana untuk menjadikannya sebagai sistem file default untuk partisi hanya-baca, seperti yang digunakan oleh sistem inti Android. Karena partisi sistem biasanya hanya-baca, mengompresinya adalah opsi menarik demi menghemat ruang pada file yang hanya berubah saat pembaruan sistem dilakukan.

Untuk diketahui, sampai detik ini Huawei masih diharamkan mengakses layanan mobile Google. Praktis, ponsel cerdas raksasa manufaktur China itu tak bisa menggunakan OS Android dan teknologi AS lainnya.

SHARE:

Google Batal Bikin Pixel Tablet 2, Hindari Persaingan dengan Apple?

Ini Respons Kemenperin soal Proposal Investasi Apple Rp1,58 Triliun