Technologue.id, Jakarta - Tim peneliti dari Korea Advanced Institute of Science and Technology (KAIST) di Daejeon, Korea Selatan, tengah mengembangkan tinta tato elektronik.
Secara visual, tampak terlihat seperti tinta abu-abu biasa, namun sebenarnya zat ini terbuat dari karbon nanotube dan logam cair yang biasa disebut sebagai bioelektroda.
Baca Juga:
Kacamata Pintar Meta Ray-Ban Stories Bisa Kirim WhatsApp
Dilansir dari Ubergizmo (2/8/2022), tinta ilmiah tersebut berguna untuk memantau detak jantung, biomarker dalam keringat, dan pemanfaatan untuk kesehatan lain. Kandungan logam di dalamnya pun bisa dipanaskan untuk memiliki efek fisioterapi seperti melebarkan pembuluh darah dan membawa lebih banyak darah untuk mempercepat penyembuhan.
Kedekatan sensor dengan kulit pada tinta elektronik ini unggul dibandingkan patch atau sensor lainnya. Bukan hanya yang paling nyaman untuk "dipakai" tetapi juga berpotensi lebih menarik dari perspektif akurasi.
Para peneliti mengatakan tinta terbuat dari bahan yang tidak beracun dan bahkan terlepas dengan sabun jika Anda ingin beralih ke desain baru atau menghapusnya.
Baca Juga:
iPhone akan Digantikan Kacamata Pintar Ini dalam 10 Tahun ke Depan
Bila diperhatikan lebih cermat, sejatinya para ilmuwan melukis sirkuit elektronik ke kulit daripada menatonya.
Selain Korea Selatan, beberapa tim di seluruh dunia sedang mengerjakan konsep serupa, termasuk di Israel dan di Amerika Serikat.