Contact Information

Alamat: Komplek Rumah Susun Petamburan Blok 1 Lantai Dasar, Tanah Abang - Jakpus 10260

We're Available 24/ 7. Call Now.
Sikap Raksasa Media Sosial Tangani Konten Konflik Hamas dan Israel
SHARE:

Technologue.id, Jakarta - Konflik yang terjadi di Gaza antara Hamas dan Israel menjadi sorotan publik dunia. Postingan foto dan video atas konflik yang terjadi di wilayah itu berseliweran di media sosial.

Tidak dipungkiri, media sosial memiliki kekuatan untuk menyiarkan kabar kepada dunia, termasuk menggiring opini publik hingga tempat bagi konten hoaks yang disebarkan oleh oknum untuk mencapai tujuannya atau untuk meraih keuntungan pribadi.

Baca Juga:
Benarkah Starlink Milik Elon Musk Sediakan Internet di Gaza?

Beberapa perusahaan media sosial seperti Facebook, Instagram, hingga TikTok menjadi pusat perhatian karena posisi mereka sebagai "jembatan" bagi informasi, dan bisa saja dianggap tidak netral atas konflik yang ramai dibahas beberapa waktu belakangan ini.

Apa yang terjadi pada media sosial dan bagaimana perusahaan jejaring sosial itu menyikapi konflik yang terjadi atau tudingan buruk yang diarahkan kepada mereka, yuk kita lihat sikap beberapa raksasa media sosial dalam menangani konten konflik Hamas dan Israel.

Instagram dan Facebook
Instagram, seperti dilaporkan Theintercept, menyensor gambar dari kejadian pemboman rumah sakit Gaza. Penyensoran dilakukan sebagai tanggapan terhadap pengguna yang mencoba memposting gambar dugaan pengeboman rumah sakit di Gaza. Instagram dan juga Facebook mengatakan bahwa gambar tersebut melanggar pedoman untuk konten seksual atau ketelanjangan.

Sejak perang terakhir dimulai, pengguna Instagram dan Facebook di dalam dan di luar Jalur Gaza mengeluhkan postingan yang dihapus, akun yang terkunci, pencarian yang diblokir, dan hambatan lain untuk berbagi informasi tepat waktu tentang pemboman Israel dan kondisi umum di lapangan.

7amleh, sebuah kelompok hak-hak digital Palestina yang berkolaborasi langsung dengan Meta dalam speech issues, mencatatkan lebih dari ratusan keluhan pengguna terhadap postingan yang disensor tentang perang.

Pada beberapa kasus, posting-an berhasil diunggah oleh pengguna. Melihat hal ini, ada dugaan bahwa kebijakan penyensoran atau penghapusan yang dilakukan secara tidak menentu berkaitan dengan moderasi manusia atau perangkat lunak image-flagging secara otomatis.


X (Dulunya Twitter)
Platform media sosial X yang sebelumnya bernama Twitter menghapus “ratusan” akun yang dianggap “berafiliasi dengan Hamas” dalam upaya untuk mengekang penyebaran konten online yang disebut “kekerasan dan kebencian”.

CEO perusahaan, Linda Yaccarino mengatakan platform tersebut telah menghapus akun-akun yang melanggar kebijakan yang bertujuan menghentikan penyebaran "konten kekerasan dan kebencian" di X. Platform tersebut juga menghapus postingan yang menyertakan konten grafis, katanya.

X mengatakan bahwa postingan dari pengguna aktif harian di Israel meningkat drastis setelah Hamas melancarkan serangan mendadak pada Sabtu.

Baca Juga:
NASA Prediksi Puncak Fenomena Hujan Meteor Leonid pada 17 November

TikTok
Menanggapi konflik yang terjadi antara Israel dan Hamas, TikTok mengatakan bahwa mereka menentang segala bentuk terorisme.

Platform ini sampai mengunggah keterangan dalam blog mereka yang bertajuk "Tindakan berkelanjutan TikTok untuk melindungi komunitas kami selama perang Israel-Hamas".

"Sejak serangan brutal yang terjadi pada 7 Oktober, kami terus bekerja keras untuk menghapus konten yang melanggar Panduan Komunitas TikTok," kata perusahaan.

Lebih lanjut perusahaan mengatakan, "TikTok menentang segala bentuk terorisme. Kami sangat prihatin dengan aksi teror yang terjadi di Israel pada minggu lalu".

SHARE:

Google Batal Bikin Pixel Tablet 2, Hindari Persaingan dengan Apple?

Ini Respons Kemenperin soal Proposal Investasi Apple Rp1,58 Triliun