Contact Information

Alamat: Komplek Rumah Susun Petamburan Blok 1 Lantai Dasar, Tanah Abang - Jakpus 10260

We're Available 24/ 7. Call Now.
Tahun Ajaran Baru, Disdik DKI Jakarta Pertimbangkan Skema Belajar Bertahap
SHARE:

Technologue.id, Jakarta - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mengumumkan tanggal 13 Juli 2020 akan menjadi tahun ajaran baru. Meski begitu, ini bukan tanggal dibuka kembali sekolah secara serentak karena pemerintah masih mencari skenario terbaik untuk sistem pembelajaran yang aman dan nyaman namun efektif di tengah kondisi pandemi virus Corona.

Momon Sulaeman, Kepala Bidang SD dan PKLK Provinsi DKI Jakarta, menjelaskan mereka belum bisa memastikan tanggal 13 Juli itu anak-anak hadir di sekolah atau di rumah. Model pembelajaran akan tergantung pada perkembangan kondisi.

Dinas Pendidikan Jakarta sedang mempertimbangkan sistem blended learning di masa new normal, yaitu memadukan sistem daring dan tatap muka. Dengan konsep itu menurutnya protokol kesehatan, maka kelas tak akan mungkin terisi kapasitas 100 persen murid.

"Jika dimungkinkan masuk sekolah secara bertahap. Misalnya di tingkat SD, setengah masuk, setengah di rumah. Di SMP juga begitu. Tingkat SD kelas rendah, kelas 1, kelas 2, itu belakangan masuknya di akhir tahun. Begitu juga TK dan PAUD," kata Momon, saat menggelar Online Talkshow dengan tema “Sistem Pendidikan Ideal Dimasa New Normal” pada Kamis (25/6/2020).

Baca Juga:
PBJJ Jadi Metode Belajar Permanen, Mungkinkah?

Penerapan nomor absen ganjil dan genap turut dipertimbangkan. Namun dalam hal ini, Momon menekankan perlu persetujuan dari orang tua murid.

"Skema ganjil genap bisa saja dilakukan, namun kami juga memerlukan ijin orang tua untuk kehadiran anaknya di sekolah," pungkasnya.

Jikapun sekolah dibuka, Ia mengatakan bahwa itu dilakukan bertahap dan dengan tetap menerapkan protokol kesehatan, dengan berbagai kriterianya. Begitupun waktu belajarnya akan dikurangi. Pihak Disdik bakal meminta saran dari pihak Dinas Kesehatan (dinkes) untuk mengambil setiap kebijakan ini.

"Kami sedang menyiapkan skema itu, tinggal nanti penerapannya seperti apa," tuturnya.

Baca Juga:
Belajar Online Serasa Di Kelas Sungguhan Lewat Google Meet

Di sisi lain, Fernando Uffie, Pendiri Kelas Pintar, menyebut ada dua kompleksitas yang harus dihadapi saat ini. Pertama terkait materi yang ada di setiap tingkat pendidikan, baik SD, SMP maupun SMA. Kompleksitas kedua adalah bagaimana proses pembelajaran pada masa normal, masa covid dan masa new normal dilangsungkan.

Uffie menegaskan, dengan menggunakan terminologi, masing-masing stakeholder harus menggunakan teknologi. Diperlukan suatu teknologi atau platform yang tidak hanya dilihat dari platformnya saja, tetapi juga yang bisa mengintegrasi semua stakeholder. Baik orang tua, guru, murid, sekolah.

"Di Kelas Pintar, kami memiliki fitur yang dipanggil SEKOLAH, dan KELAS, dimana keduanya memungkinkan guru dan siswa tetap berinteraksi. Saling tahu progres masing-masing. Itu yang kita antisipasi untuk bisa mewakili semua aktifitas yang ada di sekolah, bisa diakomodasikan oleh PBJJ ini," ungkapnya.

SHARE:

Google Batal Bikin Pixel Tablet 2, Hindari Persaingan dengan Apple?

Ini Respons Kemenperin soal Proposal Investasi Apple Rp1,58 Triliun