Contact Information

Alamat: Komplek Rumah Susun Petamburan Blok 1 Lantai Dasar, Tanah Abang - Jakpus 10260

We're Available 24/ 7. Call Now.
Tak Mampu Bersaing, Nasib HOOQ Di Ujung Tanduk
SHARE:

Technologue.id, Jakarta - HOOQ Digital, sebuah layanan streaming video yang dimiliki oleh Singapore Telecommunications Ltd, berdiri pada tahun 2015 sebagai perusahaan patungan antara Singtel, Sony Picture Television, dan Warner Bros Entertainment. HOOQ masuk ke Indonesia dan bekerja sama dengan Telkomsel. Para kreditor HOOQ tengah mengajukan likuidasi sukarela ke pengadilan Singapura, karena bisnis tidak berkembang untuk menutupi biaya operasional yang kian meningkat. Likuidasi tidak diharapkan berdampak pada aset bersih atau laba per saham.

Baca Juga: Hooq Tawarkan Promo ‘Buy 1 Get 3’ Bagi Pelanggan IM3 Ooredoo

HOOQ mengatakan, saat ini dalam proses pengajuan ke bursa saham. Singtel sendiri memiliki 76,5% saham efektif tidak langsung di HOOQ. Dikutip dari The Strait Times, Rapat pemegang saham serta pertemuan kreditor akan berlangsung pada 13 April, pada Jumat (27/03). HOOQ menunjuk Lim Siew, Brendon Yeo Sau Jin, dan beberapa likuidator untuk mengawasi operasional untuk sementara. "Sejak perusahaan didirikan pada lima tahun lalu, perubahan signifikan telah terjadi di pasar video over-the-top (OTT) dan situasi persaingannya." Kata HOOQ.

Baca Juga: Tahun Ini Google Tiadakan Perayaan April Mop

Manajemen HOOQ menambahkan, bahwa konten film dan televisi OTT disediakan melalui koneksi internet kecepatan tinggi daripada penyedia kabel atau satelit. "Penyedia konten global dan lokal semakin banyak, biaya konten tetap tinggi, dan permintaan konsumen semakin bertambah secara bertahap di tengah pilihan yang kian beragam. Akibat perubahan ini, model bisnis yang layak untuk platform distribusi OTT independen menjadi semakin terpojok. Dengan demikian, HOOQ tidak mampu berkembang untuk mengembalikan modal atau menutupi biaya konten yang meningkat dan biaya operasional yang berlanjut." tambahnya. Pengguna internet kecepatan tinggi memang berbiaya lebih murah ketimbang satelit. Model bisnis ini dijalankan oleh Netflix, Hulu, dan Disney Plus. Selain itu, banyak streaming film bajakan juga mengandalkan internet kecepatan tinggi.

SHARE:

Google Batal Bikin Pixel Tablet 2, Hindari Persaingan dengan Apple?

Ini Respons Kemenperin soal Proposal Investasi Apple Rp1,58 Triliun