Contact Information

Alamat: Komplek Rumah Susun Petamburan Blok 1 Lantai Dasar, Tanah Abang - Jakpus 10260

We're Available 24/ 7. Call Now.
Tren Teknologi yang Muncul Akibat Pandemi
SHARE:

Technologue.id, Jakarta - Pandemi telah membatasi pergerakan semua orang. Namun, berbagai inovasi teknologi justru melaju pesat. Pihak IBM Indonesia membeberkan tren teknologi yang naik daun karena makin banyak digunakan dalam keseharian masyarakat.

Berikut tren teknologi yang mencapai akselerasi signifikan selama pandemi COVID-19:

Baca Juga:
Solusi Hadapi Pandemi, Perusahaan Pertimbangkan Kombinasi Hybrid Cloud dan AI

Belanja Online
Selama masa pandemi COVID-19, belanja online rasanya bukan lagi menjadi sekadar pilihan, namun telah menjadi kebutuhan dan kebiasaan baru.

Tan Wijaya, Presiden Direktur, IBM Indonesia, menjelaskan pemain-pemain di online shopping melihat butuhnya data untuk bisa meng-capture market yang lebih luas. Dan juga, experience dari klien memiliki peranan yang penting.

Pembayaran Digital
Satu tren teknologi lainnya yang semakin gencar selama pandemi juga yaitu pembayaran digital. Metode cashless ini memang telah menjadi metode pembayaran yang direkomendasikan untuk menghindari penyebaran COVID-19 melalui uang tunai yang mungkin membawa virus.

"Kita juga melihat ada transisi dari traditional payment menjadi suatu hal yang lumrah di masa pandemi Covid-19 ini melakukan digital payment," tutur Tan, saat diskusi virtual bersama IBM, Kamis (17/12/2020).

Tan mengatakan, pembayaran digital ini harus dilengkapi dengan keamanan siber yang lebih ketat. Pasalnya marak serangan siber yang menyerang sektor keuangan di semester pertama tahun ini.

Baca Juga:
IBM Partner Solutions Summit: Cloud dan Talenta Penting untuk Transformasi Digital

Teleworking (WFH)
Selama pandemi COVID-19, bisa dikatakan semua bisnis berjalan secara digital dan virtual. Banyak perusahaan yang akhirnya memutuskan meminta karyawan untuk bekerja dari rumah. Pekerjaan jarak jauh ini diaktifkan oleh teknologi termasuk jaringan pribadi virtual (VPN), protokol suara melalui internet (VoIP), rapat virtual, teknologi cloud, dan alat kolaborasi kerja.

Selain mencegah penyebaran virus, kerja jarak jauh juga menghemat waktu perjalanan dan memberikan lebih banyak fleksibilitas. Bisa jadi, setelah pandemi ini berakhir pun, diduga akan banyak perusahaan yang akan menerapkan sistem WFH.

Telemedicine
Selama pandemi COVID-19, banyak fasilitas kesehatan membuka jasa online melalui WhatsApp, video call untuk bisa terhubung meski dalam jarak jauh antara dokter dan pasiennya. Bahkan pengujian seperti rapid test dan swab pun kini dilakukan di lokasi-lokasi yang sebelumnya tidak pernah terbayangkan seperti tempat parkir, lapangan terbuka, hingga drive-through. Telemedicine ini menjadi primadona selama pandemi COVID-19 untuk membuat pasien dan dokter terhubung kapan saja dan dari mana saja.

Tele education/training
Akibat pandemi, sekolah-sekolah di Indonesia menghentikan proses belajar-mengajar tatap muka. Sebagai gantinya, siswa pun belajar di rumah secara online.

Pembelajaran jarak jauh atau remote learning diterapkan untuk mendukung kebutuhan dalam keberlangsungan kegiatan belajar. Sehingga, para siswa tetap dapat merasakan pengalaman belajar seperti sedang berada di ruang kelas meskipun dilakukan dari rumah.

"Semua berbau Tele sudah menjadi hal yang lumrah pada saat pandemi Covid-19 ini," imbuh Tan.

Hiburan Daring
Di tengah situasi yang penuh dengan ketidakpastian saat pandemi COVID-19, kebutuhan untuk mencari hiburan memang begitu meningkat. Meski banyak tempat hiburan seperti taman bermain, bioskop, hingga konser-konser masih belum dibuka, namun semua itu tidak menghalangi kreativitas banyak orang.

Industri hiburan di berbagai belahan dunia pun mulai memanfaatkan berbagai teknologi untuk menghadirkan semua layanan hiburan mereka melalui platform digital. Mulai dari konser online yang bisa Anda nikmati melalui streaming, menonton film secara online, hingga museum dan situs warisan internasional yang menawarkan tur virtual.

SHARE:

Google Batal Bikin Pixel Tablet 2, Hindari Persaingan dengan Apple?

Ini Respons Kemenperin soal Proposal Investasi Apple Rp1,58 Triliun