Contact Information

Alamat: Komplek Rumah Susun Petamburan Blok 1 Lantai Dasar, Tanah Abang - Jakpus 10260

We're Available 24/ 7. Call Now.
Uber Kini Berbalik Serang Trump, Perusahaan Teknologi Lain Pun Ikutan
SHARE:

Technologue.id, Jakarta – Ketika masih menjadi anggota dewan penasihat ekonomi Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, tak sedikit yang mencurigai bahwa CEO Uber adalah pendukung presiden 70 tahun tersebut. Namun saat ini, posisi Uber kian jelas, yaitu sebagai oposisi Trump. Langkah ini sebenarnya bisa dilihat sedari awal bulan lalu, tepatnya ketika Travis Kalanick, sang CEO, mundur dari dewan penasihat tersebut. Saat itu, ia kecewa karena dituduh pendukung Trump beserta agenda kontroversialnya, termasuk pelarangan imigran dari tujuh negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam ke AS. Belakangan, pengganti Barrack Obama itu telah merevisi larangan imigrasi yang ia inisiasi. Dari awalnya tujuh negara, sekarang cuma ada imigran dari enam negara yang dilarang. Keputusan memisahkan Irak dari daftar tersebut berasal dari pertimbangan dan data terkait keamanan di lapangan. Tak butuh lama bagi Kalanick dan timnya untuk menyerang revisi aturan ini. Seorang juru bicara Uber secara resmi menyatakan sikap mereka seperti dikutip dari TheVerge (06/03/17), "Sentimen kami tetap: aturan imigrasi Presiden Trump tidak adil dan salah. Kami akan terus membela anggota komunitas Uber yang terdampak aturan ini." Uber tak sendiri. Sekarang di samping mereka juga ada Airbnb serta Lyft, startup transportasi online kompetitor Uber. Ketiganya lantas menjadi pionir penentang revisi aturan imigrasi Trump dari industri teknologi. Sebelumnya saat aturan tersebut pertama kali diungkap di publik, sejumlah perusahaan ternama, seperti Apple, Microsoft, Google, dan Facebook, bereaksi dengan cepat. Perusahaan-perusahaan tersebut memutuskan membela imigran karena tanpa mereka wajah teknologi AS mungkin tak akan secermelang sekarang. Co-founder Google, Sergey Brin, hanyalah salah satu contoh. Ia bisa membangun dan mengembangkan Google walaupun berstatus sebagai pendatang asal Rusia karena dulu Amerika Serikat sangat terbuka terhadap imigran.   Baca juga: CEO Uber Stop Dukung Donald Trump dari Belakang, Ini Alasannya Uber Dikeroyok Microsoft, Google, dan Facebook, Ada Apa? Gara-Gara Eror di Aplikasi Uber, Perselingkuhan Pria Ini Terungkap

SHARE:

Google Batal Bikin Pixel Tablet 2, Hindari Persaingan dengan Apple?

Ini Respons Kemenperin soal Proposal Investasi Apple Rp1,58 Triliun