Technologue.id, Jakarta - Survei Twitter mengungkap bahwa sebanyak 25% pembeli online di Twitter mengaku akan terus berbelanja online bahkan setelah toko fisik dibuka.
Hal ini dilakukan karena menurut mereka berbelanja online tetap memberikan mereka pengalaman yang sama dengan belanja di toko offline.
Dwi Adriansah, Country Industry Head Twitter Indonesia mengatakan bahwa pandemi telah mempengaruhi pertumbuhan belanja online karena pergeseran perilaku konsumen.
Pemberlakukan jaga jarak menuntut banyak orang berada di rumah sehingga menjadikan belanja online sebagai hal yang lumrah.
Baca Juga:
Riset Dell Technologies: Mayoritas Perusahaan Indonesia Kesulitan Hadapi Perkembangan Data
"Mulai Januari hingga Juni tahun ini tercatat sebanyak 38% pembeli online di Twitter menjadikan hal ini sebagai kebiasaan selama masa pandemi," papar Dwi dalam konferensi pers, Selasa (31/82/2021).
Dikatakan bahwa banyak dari mereka yang melakukan pencarian dan membicarakan tentang brand, rekomendasi produk, best deal, dan diskon belanja online di Twitter.
Produk yang dibicarakan dan diincar untuk dibeli secara online pun beragam. Dari survei yang dilakukan mendapatkan hasil sebagai berikut:
Perawatan pribadi (50%), pakaian / alas kaki (49%), produk teknologi (33%), kebutuhan sehari-hari (22%), peralatan rumah tangga (21%), obat dan suplemen (14%), dan produk asuransi (2%).
Baca Juga:
Transaksi Belanja Online Meningkat, Paylater Makin Diminati
Dwi menggarisbawahi perilaku konsumen belanja online ini dapat menjadi insight bagi brand untuk mempersiapkan strategi untuk memenangkan hati para konsumen.
Menurutnya brand bisa menyasar audiens mereka dengan menciptakan kampanye dan komunikasi yang lebih efektif.
"Bukan hanya untuk menarik perhatian, tapi juga untuk berinteraksi dengan mereka. Konsumen pun bisa lebih mudah menemukan brand favorit dan produk unggulannya," pungkas Dwi.