Technologue.id, Jakarta - Kecanduan bermain game membuat seorang remaja di Tiongkok mengalami paralisis atau kelumpuhan pada lengan dan tangan kirinya. Remaja berusia 15 tahun tidak dapat menggerakkan lengan dan tangan kirinya setelah bermain video game di komputer selama sebulan.
Remaja lelaki bernama Xiaobin itu terus-menerus bermain video game selama 22 jam sehari ketika tinggal di rumah selama masa lockdown akibat Coronavirus. Siswa kelas 9 telah tinggal di rumah sejak Februari setelah sekolah-sekolah di seluruh China ditutup karena wabah virus corona.
Baca Juga:
Gara-gara Kasus Bunuh Diri, PUBG Mobile Dibekukan Sementara di Negara Ini
Ibu Xiaobin mengatakan bahwa putranya menghabiskan sebagian besar waktunya di kamarnya selama penutupan sekolah. Ketika orang tuanya bertanya apa yang dia lakukan, Xiaobin menjawab bahwa dia mengambil kelas online.
Orang tua memberi tahu wartawan, "Dia menutup jendela dan mengunci pintu. Kami tidak tahu apa yang dia lakukan di sana."
Diberitakan Gurugamer (15/7/2020), remaja itu dilarikan ke rumah sakit Nanning pada bulan Maret setelah dia tiba-tiba pingsan di rumah. Dia dilarikan ke rumah sakit di kota Nanning di China selatan.
Hal ini baru-baru ini terungkap oleh Nanning Television setelah Xiaobin telah menerima perawatan di Rumah Sakit Jiangbin di provinsi Guangxi sejak insiden itu. Sang ibu kemudian menemukan bahwa Xiaobin telah bermain game komputer tanpa henti selama 22 jam sehari.
Dia berkata, "Saya melihat percakapan online-nya dengan teman-teman. Dia mengatakan dia tidak cukup istirahat dan tidur paling banyak dua jam sehari."
Baca Juga:
Main PUBG Mobile Lebih Candu Daripada Narkoba
Xiaobin didiagnosis menderita stroke otak setelah menjalani CT scan. Dia juga kehilangan sensasi di lengan dan tangan kirinya.
Dr Li, seorang spesialis otak di rumah sakit, mengatakan bahwa kondisi bocah lelaki itu disebabkan oleh gaya hidupnya yang tidak sehat dari bermain-main game komputer dan begadang.
"Kurangnya gizi dan istirahat telah menyebabkan berkurangnya jumlah darah dan oksigen di otaknya dan menyebabkan stroke otak," kata Dr Li.
Gamer muda itu telah menerima perawatan rehabilitasi di rumah sakit Nanning.
Dr Jin, kepala terapis di fasilitas itu, mengatakan bahwa sulit untuk menentukan apakah Xiaobin dapat sepenuhnya pulih.