Contact Information

Alamat: Komplek Rumah Susun Petamburan Blok 1 Lantai Dasar, Tanah Abang - Jakpus 10260

We're Available 24/ 7. Call Now.
Neeva Tutup: Kejatuhan Startup Pencarian yang Menantang Google
SHARE:

Technologue.id, Jakarta - Pencarian daring telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan kita saat ini. Hampir semua orang mengandalkan mesin pencari seperti Google untuk mendapatkan informasi yang mereka butuhkan.

Namun, Neeva, sebuah startup yang memiliki ambisi besar untuk menantang supremasi Google, baru-baru ini mengumumkan penutupan mesin pencarinya. Ini menandai akhir yang mengecewakan bagi perusahaan yang pada awalnya tampak sangat menjanjikan.

Membangun sebuah mesin pencari yang unggul tidaklah mudah. Pendiri Neeva, Sridhar Ramaswamy dan Vivek Raghunathan, mengakui tantangan ini dalam posting blog mereka yang mengumumkan penutupan mesin pencarian mereka.

Baca Juga:
Pailit, Startup Arisan Shox Rumahan PHK Seluruh Karyawan

Ramaswamy, yang sebelumnya merupakan mantan kepala bisnis periklanan Google, memiliki pengetahuan mendalam tentang cara membangun dan memonetisasi pencarian. Namun, meskipun upaya keras mereka, Neeva akhirnya gagal.

Salah satu masalah yang dihadapi oleh Neeva adalah persaingan sengit dengan kesepakatan eksklusif Google. Google telah mengamankan kesepakatan miliaran dolar untuk menjadikan mesin pencarinya sebagai default di perangkat mana pun.

Selain itu, Neeva juga harus menghadapi tantangan dalam meyakinkan pengguna untuk beralih dari mesin pencarian yang sudah mereka kenal ke alternatif yang lebih baik. Bukanlah hal yang mudah untuk mengubah kebiasaan pengguna.

Selama beberapa tahun terakhir, saya telah berkomunikasi dengan salah satu pendiri Neeva, dan mereka telah membagikan keluhan mereka yang panjang dan beralasan.

Baca Juga:
Diakuisisi Starboard, Parler Versi Terbaru Ditutup Sementara

Neeva berusaha menghadapi berbagai kendala, seperti pesan "Apakah Anda yakin ingin berubah?" yang muncul setiap kali pengguna mencoba mengganti browser atau mesin pencarian default mereka, kesulitan dalam menemukan pengaturan yang sesuai, dan kekacauan yang ada di Toko Web Chrome. Membuat mesin pencari baru adalah tantangan yang besar.

Selain itu, Neeva juga mencoba menerapkan model bisnis yang berbeda dengan meminta pengguna untuk membayar layanan pencariannya. Mereka ingin membuktikan bahwa model ini bisa sukses tanpa mengandalkan iklan dan pelacakan pengguna.

Menurut para pendiri Neeva, meyakinkan pengguna untuk membayar pengalaman yang lebih baik sebenarnya lebih mudah daripada membuat mereka beralih ke mesin pencari baru secara keseluruhan.

Namun, menghadapi kondisi ekonomi yang sulit, Neeva kesulitan menemukan jalur bisnis yang berkelanjutan. Waktu penutupan Neeva sangat menarik. Ini terjadi pada saat yang mungkin merupakan momen terbaik bagi para pesaing mesin pencari baru dalam dua dekade terakhir.

Pengguna semakin tidak puas dengan iklan yang mengganggu dan hasil pencarian yang kurang memuaskan yang mereka dapatkan dari Google. Kemajuan dalam kecerdasan buatan, seperti Bing dan ChatGPT, telah mengubah cara interaksi pengguna dengan internet.

Neeva juga mencoba memanfaatkan perkembangan ini dengan mengembangkan sistem berbasis model bahasa yang disebut Neeva AI, yang menawarkan pengalaman yang lebih bermanfaat dibandingkan dengan mesin pencari lainnya. Namun, upaya mereka tetap belum cukup untuk bersaing dengan Google.

Baca Juga:
NetEase Bakal Tutup Game Hyper Front, Kenapa?

Neeva akan menutup mesin pencarinya pada tanggal 2 Juni. Mereka akan beralih ke fokus baru yang berkaitan dengan akuisisi Snowflake dan berbasis pada LLM (Large Language Model).

Perusahaan akan mengembalikan uang pengguna untuk bagian layanan yang tidak terpakai dan menghapus semua data pengguna. Salah satu pendiri mengungkapkan rasa terima kasih kepada komunitas mereka dan menyesal tidak dapat terus menyediakan mesin pencari yang diinginkan dan layak bagi pengguna.

Meskipun Neeva harus mengakhiri perjalanannya, persaingan untuk menggulingkan Google masih terus berlanjut. Bing terus berupaya untuk mendapatkan pangsa pasar, dan Brave juga telah memperkenalkan mesin pencari sendiri yang berjalan sepenuhnya.

Ada juga perusahaan seperti you.com dan DuckDuckGo yang berusaha memperbarui konsep pencarian dengan memanfaatkan kecerdasan buatan. Namun, hingga saat ini, Google tetap menjadi pesaing terkuat yang sulit diatasi.

SHARE:

Pria Divonis 18 Tahun Penjara Akibat Pakai AI Bikin Konten CSAM

Ini Alasan iPhone 16 Dilarang Dijual di Indonesia