Contact Information

Alamat: Komplek Rumah Susun Petamburan Blok 1 Lantai Dasar, Tanah Abang - Jakpus 10260

We're Available 24/ 7. Call Now.
Riset Ungkap Faktor-Faktor yang Bikin Pengguna Beli Ponsel Lipat
SHARE:

Technologue.id, Jakarta - SEQARA Communications melalui divisi risetnya Reasense telah mengungkap hasil survei terkait minat konsumen terhadap smartphone dengan fitur layar lipat.

Survei tersebut melibatkan lebih dari 100 responden komunitas Android, terutama di kalangan generasi milenial berusia 25-30 tahun. Hasil survei menunjukkan beberapa brand ponsel yang menjadi "top of mind" ponsel lipat antara lain Samsung, Oppo dan Tecno.

Survei juga mengungkap faktor-faktor yang paling mempengaruhi keputusan konsumen dalam memilih smartphone lipat. Desain menjadi pertimbangan utama dengan persentase 27,6%, diikuti oleh fitur (26,7%) dan harga (23,8%).

Baca Juga:
Infinix Garap Smartphone Layar Lipat Pertamanya

Menariknya, spesifikasi teknis (21,9%) tidak masuk dalam tiga besar pertimbangan. Masuknya desain sebagai salah satu pertimbangan utama menunjukkan bahwa konsumen saat ini menginginkan perangkat yang tidak hanya fungsional, tetapi juga estetik dan mampu merefleksikan gaya pribadi mereka.

Lebih lanjut, survei juga mengidentifikasi fitur-fitur yang paling diinginkan konsumen pada smartphone lipat. Hasilnya menunjukkan bahwa fitur pendukung pekerjaan seperti multi-tasking dan layar lebih besar menjadi prioritas utama.

Sebanyak 37,1% responden menginginkan fitur pendukung pekerjaan, 30,5% menginginkan fitur multi-tasking, dan 16,2% menginginkan layar yang lebih besar. "Smartphone lipat tidak hanya dianggap sebagai perangkat gaya hidup, tetapi juga sebagai alat produktivitas yang dapat meningkatkan efisiensi kerja," kata Aryo Meidianto Aji, Senior Consultant dan Analis Pasar Smartphone dari SEQARA Communications melalui keterangan resminya.

Prev Next Page 1 of 2
SHARE:

Fitur Energy Score Galaxy Ring Dukung Kesehatan dan Produktivitas Pengguna

Jensen Huang, dari Pelayan Restoran Kini Jadi Orang Terkaya Rp2.000 Triliun