Contact Information

Alamat: Komplek Rumah Susun Petamburan Blok 1 Lantai Dasar, Tanah Abang - Jakpus 10260

We're Available 24/ 7. Call Now.
Serangan Cyber, Perusahaan Israel Digugat WhatsApp
SHARE:

Technologue.id, Jakarta - WhatsApp, aplikasi pesan instan untuk ponsel pintar dengan fitur mengirim pesan teks, foto atau video dari galeri ataupun dari kamera. Keamanan menggunakan Whatssapp pun terjamin, melalui enkripsi end-to-end yang berjalan secara otomatis.

Namun ternyata tetap ada kebocoran berupa penyadapan yang diduga dilakukan oleh NSO, perusahaan pengawasan Israel. Akhirnya, WhatsApp menggugat NSO Group, baru-baru ini.

Seperti dilansir dari Reuters, WhatsApp menduga NSO membantu pemerintah Israel mengawasi sekitar 1.400 pengguna di empat benua dalam menargetkan diplomat, pembangkang politik, wartawan dan pejabat pemerintah senior.Dalam gugatan diajukan di pengadilan federal di San Fransisco, Amerika Serikat, Layanan pesan WhatsApp, yang dimiliki oleh Facebook Inc menyebutkan NSO memfasilitasi pemerintah melakukan pembajakan di 20 negara, diantaranya Meksiko, Uni Emirat Arab dan Bahrain, diwartakan CNBC.

Dalam sebuah pernyataan, WhatsApp mengatakan, "setidaknya 100 warga sipil telah menjadi, dan menyebutnya sebagai pola perundungan cyber yang terorganisir."

WhatsApp menyebutkan, serangan tersebut menggunakan sistem panggilan video agar dapat mengirim malware ke perangkat lunak milik pengguna. Malware tersebut memungkinkan NSO secara diam-diam memata-matai pemilik telepon, hingga membuka kehidupan digital, sampai akhirnya masuk dalam pengawasan resmi.

NSO Menyangkal Tuduhan

NSO membantah tuduhan yang dikeluarkan WhatsApp. Dalam sebuah pernyataan, NSO menyebutkan tugasnya menyediakan teknologi tinggi untuk menjaga stabilitas negara.

"Kami membantah dan melawan dengan keras tuduhan ini. Satu-satunya tujuan dari NSO adalah untuk menyediakan teknologi untuk lisensi intelijen pemerintah dan lembaga penegak hukum, dan membantu memerangi terorisme atau kejahatan serius," sebut NSO dalam sebuah pernyataan.

Sebelumnya, NSO juga diduga terlibat dalam serangkaian pelanggaran hak asasi manusia di Amerika Latin dan Timur Tengah, termasuk skandal Panama dan upaya untuk memata-matai seorang karyawan dari kelompok Amnesty Internasional berbasis di London, Inggris.

SHARE:

Insiden Siber Kritis Terjadi Setiap Hari Selama 2023

RUPS: XL Axiata Umumkan Dividen Rp635,5 Miliar dan Ubah Susunan Direksi