Technologue.id, Jakarta – Jauh sebelum kehidupan umat manusia modern terbantu oleh Google Maps, wajah Bumi beserta tata letak negara dan benuanya masih sangat asing. Abraham Ortelius-lah yang memulai langkah besar untuk membuat atlas dunia. Atlas buatannya, berjudul Theatrum Orbis Terrarum (Theatre of the World), pertama kali dipublikasikan pada 20 Mei 1570 dan menjadi karya tersignifikan dalam sejarah. Cikal bakal atlas modern tersebut dibuat Ortelius dengan mengumpulkan informasi serta riset terbaru dari para ilmuwan, geografer, dan kartografer (pembuat peta).
Baca juga:
VR Google Doodle Pertama, Spesial untuk George Méilès!
Selain mendokumentasikan karya para kartografer, di buku koleksi peta itu Ortelius juga menggambarkan sejumlah monster laut. Makhluk mitos itu jadi daya tarik atlas karya pria kelahiran Belgia tersebut sampai dicetak empat kali dalam tahun perdana penerbitannya. Theatrum Orbis Terrarum pun sampai dialihbahasakan ke edisi Latin, Belanda, Prancis, Jerman, dan Spanyol serta ditambah jumlah peta di dalamnya.Baca juga:
Layak Jadi Inspirasi Wanita, Katsuko Saruhashi Muncul di Google Doodle
Ortelius juga mempraktikkan kode etis sesama ilmuwan, dengan membubuhkan sumber dan nama pembuat 53 peta dalam bukunya. Ia sendiri tak membuat satu pun peta di dalam bukunya yang fenomenal tersebut.Baca juga:
Pria kelahiran 14 April 1527 itu meninggal dunia di usia 71 tahun. Kini, Ortelius diakui sebagai ahli geografi dan kartografer paling berpengaruh di dunia. Tak ayal, Google pun merayakan kontribusinya dengan Doodle atlas karyanya.