Aryo menganggap wajar apabila iPhone series tidak terlihat mendapatkan upgrade yang signifikan, dikarenakan karakter user-nya sudah merasa cukup mendapatkan fungsi foto yang mengesankan.

"Mereka (pengguna iPhone) sudah dapat menerima itu. Berbeda dengan user Android yang selalu berfokus pada hardware karena memang ini yang dijual sebagian besar produsen device Android untuk mengambil hati para pengguna Apple," terangnya.

Diambil dari berbagai sumber, kalangan pemerhati menyoroti kurangnya Inovasi yang dilakukan Apple di bawah kepemimpinan Tim Cook pada iPhone terbaru.

Saham Apple berkinerja buruk di pasar sepanjang tahun ini karena kekhawatiran meningkat mengenai apakah perusahaan tersebut kehilangan kekuatan inovasi di balik keberhasilannya. Sekarang setelah menghentikan proyek mobilnya, manajemen perlu memilih kategori produk baru yang besar berikutnya dengan hati-hati, menurut Adam Clark dari Barron's.

“Rasanya orang-orang benar-benar frustrasi dengan kurangnya inovasi di sana dan kehadiran AI mereka yang tidak ada,” tulis Daniel O’Regan dari Mizuho Securities.

“Kami yakin risiko utamanya adalah bahwa manajemen Apple mungkin perlu mencurahkan banyak waktu dan sumber daya untuk mempertahankan bisnisnya di berbagai yurisdiksi sementara teknologi baru terus berkembang,” tulis analis Moody's Raj Josh dan Lenny Ajzenman dalam sebuah catatan penelitian.

Sejak kehilangan Steve Jobs pada tahun 2011, pertanyaan yang menghantui Apple adalah apakah mereka dapat terus berinovasi dengan kecepatan yang sama. Pertanyaan itu tampak lebih besar sekarang daripada sebelumnya dalam beberapa tahun terakhir.