Technologue.id, Jakarta - Twitter mulai membatasi jumlah tweet yang dapat dibaca orang, Elon Musk telah mengumumkan.
Musk, yang mengambil alih Twitter pada Oktober setelah membelinya seharga 44 miliar dolar menyatakan pada Sabtu bahwa akun terverifikasi dibatasi untuk membaca 6.000 posting sehari.
Baca Juga:
Developer Pokemon Go Niantic PHK Sejumlah Karyawan
Sedangkan akun yang belum diverifikasi hanya dapat membaca 600 posting sehari dan akun baru yang belum diverifikasi dibatasi hanya 300 per hari.
“Batas akan segera meningkat menjadi 8.000 untuk yang diverifikasi, 800 untuk yang tidak diverifikasi & 400 untuk yang baru yang tidak diverifikasi," kata Musk.
CEO Tesla dan SpaceX itu mengatakan Twitter telah memberlakukan "batas sementara" untuk "mengatasi tingkat ekstrem dari pengikisan data & manipulasi sistem".
Namun langkah tersebut memicu tanggapan pedas dari banyak pengguna, termasuk Matt Navarra, seorang konsultan media sosial dan analis industri, yang mengatakan kepada kantor berita PA, “Belum pernah saya melihat jejaring sosial berusaha keras untuk menunda orang menggunakan platform dan untuk sepenuhnya membatasi potensi masa depan untuk bisnisnya.”
Adam Leon Smith dari BCS, The Chartered Institute for IT, badan profesional Inggris untuk TI, mengatakan, “sangat aneh untuk memulai pembatasan kecepatan membaca jejaring sosial”, karena membatasi waktu gulir pengguna akan memengaruhi iklan pendapatan.
Musk belum mengatakan kapan tepatnya batas akan meningkat, atau berapa lama pembatasan akan diberlakukan.
Sekadar informasi, di Inggris, ribuan orang mengeluhkan masalah mengakses Twitter mulai pukul 12 siang hingga seterusnya pada Sabtu.
Hashtag Twitterdown dan RIP Twitter mulai menjadi tren saat pengguna yang frustrasi mendapatkan pesan yang mengatakan “Batas tarif terlampaui. Harap tunggu beberapa saat lalu coba lagi”.
Baca Juga:
Teleskop Euclid Punya Misi Ungkap Rahasia Alam Semesta yang Gelap
Pada Jumat, orang yang mencoba mengakses Twitter diberi tahu bahwa mereka harus login ke akun untuk melihat tweet. Ini apa yang disebut Musk sebagai "tindakan darurat sementara".
Sebelumnya, perusahaan mengalami pemadaman lain di Februari, di mana banyak pengguna tidak dapat men-tweet, mengikuti akun, atau mengakses pesan langsung mereka karena platform diganggu oleh masalah teknis.