Technologue.id, Jakarta - Donald Trump, mantan Presiden Amerika Serikat (AS) mem-posting tweet untuk pertama kalinya sejak Januari 2021. Ia memamerkan foto mugnya yang berisikan sebuah pesan.
Seperti diketahui, Elon Musk mengaktifkan kembali akun Trump pada November, tetapi Trump belum kembali ke platform tersebut hingga Kamis malam, dikutip dari Nbcnews.
Baca Juga:
Pentingnya Kolaborasi Guna Sukseskan Pemerataan Internet di Indonesia
Mantan Presiden itu tiba-tiba kembali ke platform media sosial yang pernah menjadi tumpuan favoritnya, X, yang sebelumnya dikenal sebagai Twitter.
Sekitar dua jam setelah dia menyerah di Penjara Fulton County di Atlanta, Trump mengunggah foto fotonya, tautan ke situs webnya, dan dua frasa, "GANGGUAN PEMILU" dan "JANGAN PERNAH MENYERAH!"
Ini adalah postingan pertama Trump di platform tersebut sejak 8 Januari 2021, ketika ia menulis, "Kepada semua yang bertanya, saya tidak akan menghadiri Pelantikan pada 20 Januari".
Belum diketahui apakah posting-an ini hanya sekedar menunjukkan kembalinya dirinya ke platform X atau hanya posting-an sekali saja. Sekadar informasi, Trump secara konsisten memposting di platformnya sendiri, Truth Social, tempat dia berada di bawah perjanjian eksklusivitas yang berakhir pada Juni.
Trump pernah menjadi salah satu pembuat poster paling produktif di Twitter, bahkan menggunakannya selama masa kepresidenannya untuk mengumumkan perubahan kebijakan.
Selama kampanye keduanya dan kekalahan pemilu berikutnya dari Joe Biden, Trump menggunakan akunnya untuk menyebarkan klaim palsu mengenai campur tangan pemilu dan mendorong para pendukungnya untuk mengambil tindakan.
Baca Juga:
Pendaratan Chandrayaan-3 Berhasil, India Jadi Negara Pertama Capai Kutub Selatan bulan
Postingan tersebut mungkin menjadi bagian dari upaya kriminal yang menargetkan upayanya untuk membatalkan pemilu 2020. Penasihat khusus Jack Smith memperoleh surat perintah penggeledahan untuk mengakses akun Trump, mendapatkan akses ke pesan pribadinya.
Penggunaan platform itu oleh Trump pada akhirnya menyebabkan "penangguhan permanen" di bawah kepemimpinan perusahaan sebelumnya setelah kerusuhan 6 Januari 2021 di US Capitol.