Contact Information

Alamat: Komplek Rumah Susun Petamburan Blok 1 Lantai Dasar, Tanah Abang - Jakpus 10260

We're Available 24/ 7. Call Now.
Go-Jek Bantah Dukung LGBT
SHARE:

Technologue.id, Jakarta – Pascaviralnya pernyataan yang diduga dirilis langsung oleh Go-Jek terkait dukungannya terhadap komunitas lesbian, gay, biseksual, dan transgender (LGBT), startup transportasi online itu memberikan bantahan.

Baca juga:

Serukan Toleransi, Go-Jek Dukung LGBT?

Lewat akun Twitter resminya (13/10/2018), Go-Jek beralasan bahwa posting tersebut merupakan "pendapat dan interpretasi pribadi salah satu karyawannya terhadap event internal dengan tema keberagaman." Unicorn yang dibesut Nadiem Makarim itu juga mengklaim kalau pihaknya menjunjung tinggi nilai-nilai dan budaya Indonesia, hal yang mengindikasikan bahwa sikap Go-Jek tak berada secara langsung di samping komunitas LGBT. [embed]https://twitter.com/gojekindonesia/status/1050933533424799744[/embed]

Baca juga:

Go-Jek Luncurkan Go-Deals, Hadirkan Beragam Penawaran Spesial untuk Pelanggan

Kendati demikian, Go-Jek pun tak memungkiri kalau pihaknya menghargai keberagaman dalam karyawannya. Namun, keberagaman yang "diakui" oleh startup berumur delapan tahun itu hanya sebatas latar belakang, pendidikan, budaya, dan keyakinan, bukan orientasi seksual seperti informasi yang sempat viral sebelumnya. Beberapa hari terakhir, Go-Jek diduga telah mengeluarkan dukungannya terhadap eksistensi komunitas LGBT. Gara-garanya, tersebarnya posting kampanye bertajuk #GOingALLin di jejaring sosial.

Baca juga:

Tahukah Anda Kalau Go-Jek Sudah “Tundukkan” 4 Startup Asing Ini?

Sebagian netizen Indonesia mengapresiasi langkah ini, terlepas dari benar atau tidaknya Go-Jek bersikap demikian. Walau begitu, tak sedikit warganet yang menyatakan kontra dengan langkah Go-Jek tersebut, sampai-sampai menyerukan tagar #UninstallGoJek di Twitter akhir pekan lalu.

SHARE:

Kredit Mobil untuk Kaum Milenial Berpenghasilan di Bawah UMR, Ini Tipsnya

Cisco: Hanya 12% Perusahaan Miliki Kesiapan "Mature" Hadapi Risiko Cyber Security