Technologue.id, Jakarta – Kembali ke bulan Mei tahun lalu, tepatnya saat ajang Google I/O digelar. Dalam acara konferensi tahunan tersebut, Google resmi mengumumkan projek terbaru mereka yang dinamakan Android Go. Ini merupakan projek untuk membuat sistem operasi Android yang mampu berjalan dengan optimal di smartphone berspesifikasi low-end. Untuk mendukung Android Go, Google turut menciptakan ekosistem aplikasi yang ramah RAM. Seperti Google Maps Go, YouTube Go, Google Go, dan Gboard Go. Bahkan yang terbaru, Google resmi menghadirkan asisten pintarnya, Google Assistant Go untuk bergabung di keluarga Android Go.
Baca juga:
15 Pertanyaan Ini Sering Ditanyakan Pengguna Lewat Ok Google
Assistant Go menawarkan pengalaman yang nyaris serupa dengan versi normalnya. Namun seperti dilansir dari AndroidPolice.com (02/02/2018), beberapa fitur akan absen pada versi Go. Seperti dukungan bahasa yang saat ini hanya bisa menggunakan bahasa inggris, ketidakmampuan asisten digital untuk membuat reminder ataupun membuat beberapa action pada perangkat smartphone. [caption id="attachment_27397" align="aligncenter" width="670"] Fitur Google Assistant Go (Source: Phonearena.com)[/caption]Baca juga:
Machine Learning Buatan Google Bisa Prediksi Pesawat Delay
Meski begitu, fitur-fitur utama tetap dapat digunakan. Seperti menanyakan sejumlah pertanyaan pada asisten, meminta navigasi pada maps, atau mengendalikan beberapa fungsi pada ponsel dengan menggunakan perintah suara. Semuanya dapat dinikmati tanpa memakan banyak memori.Baca juga:
Absennya beberapa fitur pada Assistant Go dapat dibilang merupakan hal yang wajar. Mengingat varian ini dibuat agar dapat berjalan secara optimal pada perangkat dengan spesifikasi yang kurang begitu ‘wah’. Setidaknya kini semua kalangan bisa menikmati layanan dari Google, meski belum benar-benar serupa.