Technologue.id, Jakarta - Google meminta maaf atas hilangnya jutaan password pengguna browser Chrome. Seperti diketahui, bug Google terjadi pekan lalu dan pemulihan memakan waktu hampir 18 jam hingga 25 Juli.
Masalah ini, yang terbatas pada pengguna Windows di browser Chrome versi M127, berarti pengguna tidak dapat menemukan kata sandi yang disimpan.
“Sekitar 2 persen pengguna dari 25 persen seluruh basis pengguna tempat perubahan konfigurasi diluncurkan, mengalami masalah ini,” kata Google, dikutip dari The Register.
Baca Juga:
Pengguna Galaxy AI Bakal Capai 200 Juta, Apa Kabar Apple Intelligence?
Menurut raksasa mesin pencarian tersebut, "akar penyebab masalah ini adalah perubahan perilaku produk tanpa pelindung fitur yang tepat." Masalah tersebut terdengar mencurigakan seperti pembaruan yang salah yang dirilis.
Gangguan ini bersifat global, dan jumlah sebenarnya pengguna yang terkena dampak bisa mencapai jutaan. Menurut angka dari International Telecommunication Union (ITU), terdapat 5,4 miliar pengguna internet pada tahun 2023.
Pangsa pasar Chrome adalah 65,68 persen, menurut StatCounter. Dengan demikian, lebih dari 17 juta pengguna mungkin telah menerima pembaruan yang rusak dan mengalami masalah tersebut.
Pengelola Sandi Google bekerja dengan menyimpan kredensial pengguna di Akun Google mereka. Ini juga akan menyarankan kata sandi yang kuat dan unik "sehingga Anda tidak perlu mengingatnya".
Insiden ini menyoroti risiko penggunaan pengelola kata sandi berbasis browser, bahkan dari vendor sebesar Google, di mana pembaruan browser yang rusak dapat membuat simpanan kata sandi tidak dapat diakses. Namun, pengelola kata sandi merupakan aspek yang semakin penting dalam kehidupan modern.