Contact Information

Alamat: Komplek Rumah Susun Petamburan Blok 1 Lantai Dasar, Tanah Abang - Jakpus 10260

We're Available 24/ 7. Call Now.
Hoax Virus Corona Laris, Ada Apa Dengan Masyarakat +62?
SHARE:

Technologue.id, Jakarta - Merebaknya virus Corona di berbagai negara telah menarik perhatian masyarakat dunia. Sayangnya, masih banyak masyarakat yang percaya akan berita yang tidak benar terkait virus Corona. Yang paling menarik adalah, viralnya cuitan dari seorang pengguna Twitter dengan akun @coromodol yang menyatakan virus Corona mampu menyebar melalui ponsel asal China, Xiaomi. Cuitan tersebut mampu meraih like lebih dari 21 ribu dengan retweet sebanyak 9 ribuan. https://twitter.com/coromodol/status/1220709076285325313 Padahal, Sekretaris Ditjen P2P Kemenkes RI, Achmad Yurianto telah menjelaskan bahwa sebenarnya virus Corona tidak bisa hidup jika menempel di benda mati. Penyebaran virus Corona melalui ponsel Xiaomi yang berasal dari China itu tidak benar. Lantas apa yang membuat masyarakat Indonesia mudah percaya akan informasi yang salah?

Baca Juga: Kominfo Imbau Masyarakat Tidak Sebar Hoaks Soal Virus Corona

Sebuah penelitian psikologis pernah menyatakan bahwa sebagian besar orang akan bertindak sesuai dengan apa yang diinginkan yang membuat mereka terkesan. Itu bisa dikarenakan malas untuk mencari tahu suatu informasi lebih dalam ataupun bingung untuk memverifikasi kebenaran. Mark Whitmore, Ph.D., asisten profesor manajemen dan sistem informasi di Kent State University di Ohio, menunjuk bias konfirmasi sebagai alasan utama di balik daya tarik informasi yang salah. Bias konfirmasi sendiri adalah suatu kecenderungan untuk mencari bukti-bukti yang mendukung pendapat atau kepercayaannya serta mengabaikan bukti-bukti yang menyatakan sebaliknya. Kesalahan pemikiran ini menyebabkan penarikan kesimpulan yang salah dan merintangi pembelajaran yang efektif. Dalam rilis penelitiannya, Whitmore mengatakan, "Pada dasarnya adalah kebutuhan otak untuk menerima informasi konfirmasi yang selaras dengan pandangan dan keyakinan yang sudah ada pada individu," jelas Whitmore dalam rilis penelitian.

Baca Juga: Masker Laku Keras, Website Xiaomi Youpin Sempat Tumbang

Kecenderungan Ini kemudian dapat berkembang menjadi masalah. Pasalnya, bukan hanya mempersempit pikiran, praktik bias konfirmasi ini juga dapat memicu penyebaran informasi salah. Menteri Komunikasi dan Informatika (Kominfo), Johnny G. Plate sendiri sudah menghimbau kepada masyarakat Indonesia agar mewaspadai beredarnya konten bohong alias hoaks mengenai perkembangan virus Corona. Johnny juga meminta masyarakat untuk tidak mengaitkan masalah Virus Corona dengan masalah-masalah lain yang berdampak luas dan negatif terhadap negara, baik dari sektor ekonomi kita maupun sektor lainnya. Masyarakat juga diharapkan mengacu kepada intitusi resmi dan informasi yang disampaikan pemerintah secara resmi dalam rangka pencegahan dan penanganan virus ini.

SHARE:

Usia Satu Tahun, Bank Saqu Umbar Jumlah Nasabah Solopreneur

Update Terbaru Bikin Gamer Bisa Main PlayStation Portal Tanpa PS5