Contact Information

Alamat: Komplek Rumah Susun Petamburan Blok 1 Lantai Dasar, Tanah Abang - Jakpus 10260

We're Available 24/ 7. Call Now.
Aplikasi iRecorder Screen Recorder: Dari Perekaman Layar Hingga Ancaman Serius
SHARE:

Technologue.id, Jakarta - Perekaman layar pada perangkat Android telah menjadi fitur populer bagi pengguna yang ingin merekam aktivitas di layar mereka. Salah satu aplikasi perekaman Android yang populer adalah iRecorder Screen Recorder.

Namun, apa yang terjadi ketika aplikasi yang seharusnya berguna ini berubah menjadi ancaman serius bagi privasi dan keamanan pengguna? Inilah yang terjadi dengan iRecorder Screen Recorder.

Baca Juga:
Aplikasi Read-it-Later Pocket Meluncurkan Fitur Daftar Baru

Perubahan yang Mencurigakan

Pada awalnya, iRecorder Screen Recorder adalah aplikasi perekaman layar yang tampaknya tidak bersalah. Dirilis pada bulan September 2021, aplikasi ini mendapatkan popularitas yang cukup besar dengan 50.000 unduhan.

Namun, pada bulan Agustus tahun berikutnya, sesuatu yang mencurigakan terjadi. Pembaruan aplikasi yang dilakukan pada Agustus 2022 ternyata mengubah iRecorder Screen Recorder menjadi sesuatu yang jauh lebih berbahaya.

Aplikasi ini mulai merekam satu menit audio setiap 15 menit dan mengirimkan rekaman tersebut ke server pengembang melalui tautan terenkripsi. Apa yang terjadi selanjutnya adalah masalah serius yang harus diatasi.

Baca Juga:
Google Bakal Mengaktifkan Streaming Aplikasi di Chromebook

Ancaman yang Diungkapkan oleh Lukas Stefanko

Lukas Stefanko, seorang peneliti dari Essential Security against Evolving Threats (ESET), mengungkapkan detail terperinci tentang perubahan yang dilakukan oleh iRecorder Screen Recorder.

Dalam postingan blognya, Stefanko mengungkapkan bahwa aplikasi ini diperbarui dengan kode berbahaya yang didasarkan pada AhMyth Android RAT (trojan akses jarak jauh) yang bersifat open source.

Hal yang lebih mengkhawatirkan adalah bahwa aplikasi ini berhasil melewati filter keamanan Google sebelumnya. Meskipun iRecorder Screen Recorder telah dihapus dari Play Store, masalahnya tetap menjadi perhatian penting bagi pengguna Android.

Hal ini menunjukkan bahwa bahaya aplikasi scam tidak terbatas pada toko aplikasi Apple saja, tetapi juga mengancam pengguna Android.

Prev Next Page 1 of 2
SHARE:

Ini Respons Kemenperin soal Proposal Investasi Apple Rp1,58 Triliun

Microsoft "Rayu" Pengguna Windows 10 untuk Beli PC Copilot+