Contact Information

Alamat: Komplek Rumah Susun Petamburan Blok 1 Lantai Dasar, Tanah Abang - Jakpus 10260

We're Available 24/ 7. Call Now.
Matinya Layanan Goo.gl
SHARE:

Technologue.id, Jakarta – Sudah resmi, Google telah menentukan tanggal kematian layanan link shortener-nya yang beralamat di goo.gl. Support Google untuk shortener-nya itu sendiri sudah dihentikan mulai 30 Maret 2018. Padahal, layanan itu sendiri telah ada sejak Desember 2009 lalu. Apa alasan Google mematikan layanan tersebut? Melansir TheVerge.com (31/03/2018), raksasa internet itu akan mengganti goo.gl dengan Firebase Dynamic Links (FDL) yang diklaim lebih pintar. Kelebihan FDL dibandingkan goo.gl adalah tautan yang dihasilkannya bersifat lebih dinamis, sehingga bisa digunakan untuk mengarahkan user ke lokasi spesifik di dalam aplikasi iOS, Android, atau web.

Baca juga:

Google Drive Kini Dilengkapi Kecerdasan Buatan, Apa Fungsinya?

Sampai 13 April mendatang, Anda masih bisa membuat short link di goo.gl. Namun setelah itu, hanya user yang telah terdaftar yang bisa memanajemen link-link-nya di console goo.gl atau melihat data analisisnya plus mengunduh informasinya dalam format CSV sampai 30 Maret 2019 nanti. [caption id="attachment_30874" align="alignnone" width="673"]Matinya Layanan Goo.gl Layanan Google URL Shortener (source: goo.gl)[/caption]

Baca juga:

Ini Dia Cara Mudah Menggunakan Google Lens

Lalu setelah masa itu tiba, apakah semua tautan yang dihasilkan oleh goo.gl tak bakal bisa dipakai lagi? Tenang, masih bisa, kok. Anda hanya tak akan bisa mengakses console-nya saja. Sebagai gantinya, Google menyarankan Anda untuk membuat FDL seperti yang sudah disinggung sedikit di atas. Atau, Anda bisa memakai layanan lain dari pihak ketiga seperti Bitly dan Ow.ly. Ada juga shortener versi lokal, seperti kro.co.

Baca juga:

Google Assistant Sudah Bisa Disuruh Kirim dan Terima Uang

Sebagai gambaran, layanan penyingkatan URL ini diciptakan untuk menghemat ruang di platform-platform yang terbatas jumlah karakternya, contohnya Twitter. Selain itu, URL shortener juga biasa dipakai untuk mempermudah masyarakat menghapal URL menuju laman tertentu ketika memasang informasi di media non-digital, semacam koran atau poster.

SHARE:

Ini Respons Kemenperin soal Proposal Investasi Apple Rp1,58 Triliun

Microsoft "Rayu" Pengguna Windows 10 untuk Beli PC Copilot+