Technologue.id, Jakarta - Keamanan ruang digital jadi salah satu fokus kerja Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) yang dipimpin oleh Menkomdigi, Meutya Hafid. Menurut Menkomdigi, keamanan ruang digital adalah hal yang penting guna mencegah dampak buruk yang ditimbulkan dari konten di internet.
"Ada kekerasan anak di situ, ada trafficking anak, ada pornografi anak di situ, nah ini yang akan kita coba benahi dengan pembobotan baru, memasukan kata digital," terang Menkomdigi melalui channel YouTube Kemkominfo TV.
Selama mengemban tugas di Komisi 1 DPR RI sebelumnya, Meutya Hafid mengamati bahwa masyarakat mengharapkan bagaimana pemerintah mampu mengamankan data. "Bagaimana security PDNS, kemudian bagaimana mengamankan anak-anak muda kita dari hal-hal yang buruk di internet, judi online tentu salah satu fokusnya, pinjaman online ilegal juga, tapi tidak terbatas disitu saja, kita juga akan melihat bagaimana internet ini ramah anak," jelasnya.
Baca Juga:
100 Hari Kerja, Ini 3 Program Prioritas yang Dikejar Menkomdigi Meutya Hafid
Terkait penanganan konten negatif, termasuk pornografi, pemerintah melalui Komdigi diharapkan mampu mencegah konten yang tidak pantas berseliweran di internet, termasuk di media sosial. Menurut pengamat ekonomi digital sekaligus Direktur Eksekutif ICT institute Heru Sutadi, pemerintah memiliki kewenangan untuk tegas mengatur hal ini.
"Sekarang ini (kita) dihadapkan dengan persoalan ramai pornografi, aplikasi X, bebas sekali, seolah-olah negara tidak bisa mengatur. Pemerintah bisa tegas mengatur ini," ungkap Heru kepada Technologue.id melalui pesan singkat, Kamis (31/10/2024).
Berdasarkan riset Statista dari Goodstats, Indonesia menjadi negara keempat terbesar yang menggunakan media sosial X. Jumlah pengguna X di Indonesia sedikit di bawah India yang menjadi negara ketiga terbesar pengguna media sosial itu dengan 25,45 juta pengguna.
Mengamati data Statista, per April 2024, tercatat 24,85 juta pengguna X adalah orang Indonesia. Sementara pengguna X paling tinggi berada di Amerika Serikat dengan 106,23 juta pengguna.
Selain manfaat X sebagai kontrol masyarakat terhadap pemerintah dalam bentuk diskusi terbuka, X dianggap memiliki sisi gelap. Konten tak senonoh seringkali ditemukan di aplikasi milik miliarder Elon Musk tersebut.